Oleh: Ustadz Abdullah Zaen Lc, MA, Pengasuh Pesantren Tunas Ilmu Purbalingga
REPUBLIKA.CO.ID, الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ
أحمده - جلَّ شأنه - خلَق الليل والنهار والشمس والقمر، وكلٌّ في فلك يسبحون، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أما بعد:
Jamaah shalat gerhana bulan rahimakumullah…
Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya. Yaitu dengan mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam.
Serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam. Sebab ketakwaan akan mendatangkan keselamatan di dunia maupun akhirat.
Jamaah shalat gerhana bulan yang dimuliakan Allah...
Salah satu ciri khas seorang mukmin, adalah mudah untuk menangkap pesan yang dikirim Allah Ta’ala kepada para hamba-Nya.
Pesan-pesan Allah Ta’ala itu ada yang dikirim melalui ayat-ayat yang tertulis dalam Alquran dan sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam. Ada pula yang dikirim melalui ayat-ayat yang terlihat di alam semesta. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, juga pergantian malam dan siang, terdapat ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal.” (QS Ali Imran (3): 190).
Para hadirin dan hadirat rahimakumullah..
Di antara tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta ini adalah adanya gerhana bulan dan gerhana matahari. Yakni kondisi melemah atau tidak terlihatnya cahaya keduanya.
Kondisi tersebut menunjukkan betapa besar kekuasaan Allah SWT atas alam semesta ini.
Baca juga: Ritual Sholat Memukau Mualaf Iin Anita dan Penantian 7 Tahun Hidayah Akhirnya Terjawab
Di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah terjadi gerhana matahari. Maka beliaupun bergegas menuju ke masjid dan mengajak para sahabatnya untuk menunaikan sholat gerhana. Setelahnya beliau berkhutbah. Di antara yang beliau sampaikan:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ، لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ، وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَافْزَعُوا لِلصَّلَاةِ
“Sesungguhnya matahari dan bulan termasuk ayat (tanda kebesaran) Allah. Terjadinya gerhana bukan karena wafatnya seseorang atau kelahiran seseorang. Jika kalian menyaksikan gerhana, bersegeralah untuk menunaikan sholat”. (HR Bukhari dan Muslim dengan redaksi Muslim). Dalam riwayat lain Muslim disebutkan:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ، يُخَوِّفُ اللهُ بِهِمَا عِبَادَهُ
“Sesungguhnya matahari dan bulan termasuk ayat (tanda kebesaran) Allah. Keduanya dijadikan oleh Allah sebagai sarana untuk menakut-nakuti para hamba-Nya.”