REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya melaksanakan sholat istikharah ketika ingin mengambil keputusan penting di antara beberapa pilihan.
Dilansir dari About Islam pada Sabtu (5/11/2022), sholat pengambilan keputusan atau istikharah merupakan senjata yang begitu diperlukan dan harus dimiliki setiap Muslim untuk menavigasi kehidupan mereka.
Adapun hidup terdiri dari keputusan. Bagi banyak orang, mereka hanya memperhatikan keputusan ketika memiliki konsekuensi jangka panjang yang besar. Akan tetapi segala jenis keputusan ada di sana, mengisi setiap momen dan memengaruhi hidup.
Dari Jabir Bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajari kami istikharah dalam memutuskan segala sesuatu, (sebagaimana mengajari kami) surat dalam Alquran, beliau bersabda: Apabila salah seorang di antara kalian hendak melakukan sesuatu (yang membingungkan), maka lakukanlah sholat (sunnah) dua rakaat (selain sholat wajib) kemudian bacalah:
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan aku memohon kekuatan kepada-Mu (untuk memutuskan urusanku dan mengatasinya) dengan Kemahakuasaan-Mu. Aku memohon kepada-Mu kebaikan dari karunia-Mu yang agung, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau Maha Mengetahui, sedang aku tidak mengetahui dan hanya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila (menurut pengetahuan-Mu) Engkau mengetahui bahwa urusan ini (hendaknya disebutkan urusannya) lebih baik bagiku dalam urusan agamaku, penghidupanku, dan akibatnya bagi akhiratku atau -Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: duniaku dan akhiratku-, maka takdirkanlah untukku, mudahkanlah jalannya, kemudian berilah berkah untukku. Akan tetapi apabila (menurut pengetahuan-Mu) Engkau mengetahui urusan ini berdampak buruk bagiku dalam urusan agamaku, penghidupanku, dan akibatnya bagi akheratku, atau -Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: duniaku atau akhiratku-, maka jauhkan urusan tersebut dariku, dan jauhkan aku darinya, takdirkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian jadikanlah aku ridha dengan takdir tersebut.” (HR Bukhari)
Dalam mengambil keputusan, besar atau kecil, seseorang hanya bisa memperkirakan kemungkinan hasilnya. Berdasarkan pengetahuan yang terbatas, manusia tidak dapat memprediksi masa depan atau memastikan apa dampak dari pilihan ini nantinya.
Seseorang mungkin tahu apa yang diinginkan saat ini, tetapi bagaimana seseorang mengetahui apakah orang itu, pekerjaan itu, mobil itu, atau proyek itu akan baik untuk di masa depan? Bagaimana jika nantinya malah menjadi korban harapan yang salah?
Sholatnya cukup sederhana. Lakukan wudhu, sholat dua rakaat, dan bacalah doa. Dengan ritual ini, seseorang berserah sepenuhnya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, menyerahkan jiwa dan harapan di tangan-Nya, lalu berserah diri dalam damai apapun hasilnya nanti.
Semua stres dan kecemasan dalam mencoba memprediksi masa depan dan mempertimbangkan setiap kemungkinan lenyap karena telah menaruh kepercayaannya pada Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Lembut. Maka sejatinya seseorang berkonsultasi dalam keputusan dari Dia yang mengetahui yang gaib, mengetahui masa depan, dan mengetahui diri kita sendiri, harapan, dan ketakutan.
Istikharah adalah mengakui kita tidak berhak untuk membuat pilihan terbaik. Untuk itu seseorang memohon kepada Allah untuk mengambil alih urusan. Ini bukan mimpi atau tanda yang ditunggu-tunggu, melainkan menempatkan jiwanya dalam tanggung jawab Tuhan dan percaya bahwa Dia akan membimbing umatnya ke dalam kebenaran di jalan-Nya.
Begitu selesai sholat, seseorang bisa berhenti khawatir dan merasa tenang. Apa pun yang dipilih sejak saat itu dan seterusnya akan menjadi bagian dari kebijaksanaan dan kasih sayang-Nya, dan akan menjadi yang terbaik bagi kehidupan di dunia ini dan akhirat. Perasaan lega dan kedamaian batin lewat istikharah ke dalam jiwa seseorang tak ternilai harganya.