REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para santri mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah, harus menegakkan tiga pilar penting yang didapatkan selama mengikuti program pesantren mahasiswa di kampus Unissula.
Hal ini untuk menyempurnakan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dalam menempuh studi di Unissula. Sehingga kelak para mahasiswa akan menjadi cendekia yang berwawasan iman dan takwa di tengah-tengah masyarakat.
Rektor Unissula, Prof Gunarto menyampaikan, ketiga pilar yang dimaksud adalah penguatan akidah. “Akidah menjadi salah satu perhatian program pembelajaran Pesantren Unissula. Karena merupakan pengetahuan pertama yang wajib dimiliki oleh umat Islam,” ungkap dia dalam kutbah wada’ pelepasan 607 santri mahasiswa Unissula yang dilaksanakan di kampus Unissula, Kaligawe, Kota Semarang, Selasa (1/11/2022).
Mengutip nasihat Imam Ibnu Ruslan dalam karya monumentalnya, az-Zubad, kewajiban awal bagi manusia adalah makrifatul illah atau mengenal Tuhan dengan penuh keyakinan. Sedangkan akidah yang diajarkan di Pesantren Unissula adalah akidah ahlu sunnah wal jama’ah.
"Adapun rujukan kitab yang digunakan adalah Turos (kitab kuning) karya Sayid Ahmad Al-Marzuki yang berjudul Aqidatul Awam," lanjutnya.
Pilar kedua, tambah rektor, adalah penguatan keterampilan ibadah. Keterampilan shalat seorang Muslim harus diperhatikan, karena shalat adalah amal ibadah yang pertama kali dihisab di hari qiyamah.
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya, amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka amal lainnya pun akan ikut baik. Dan jika shalatnya rusak, maka amal lainnya pun akan rusak." (HR Tirmidzi).
Oleh karena itu mahasantri Pesantren Unissula diberi pelajaran tentang pendalaman shalat, mulai dari wudhu, tayamum, mandi besar, dan tata cara shalat supaya shalatnya sah.
Dasar-dasar ibadah shalat disesuaikan dengan syariat Islam melalui pandangan madzahibul arba’ah (empat madzhab besar) yang dijadikan rujukan para ulama ahlu sunnah wal jama’ah. "Yakni mazhab Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hambaliyah,” ungkapnya.
Sedangkan pilar ketiga adalah pembudayaan akhlak. Akhlak adalah puncak dari keilmuan dan ibadah seseorang. Pesantren Unissula menekankan pada pembelajaran akhlak, terutama tentang birrul walidain.
Karena berbakti kepada orang tua menjadi kewajiban anak. Kewajiban ini tidak mengenal ruang dan waktu. Meskipun anak sudah dewasa dan pendidikannya lebih tinggi dari orang tuanya, namun birrul walidain tetap menjadi kewajiban bagi anak.
Allah berfirman dalam Quran surat Al Isra ayat 23 yang artinya, “Tuhanmu telah memerintahkanmu untuk tidak menyembah selain dia dan berbaktilah kepada kedua orang tua.”
Salah satu wali santri, Ari Purwanto Joko Susilo mengatakan, mondok di Pesantren Mahasiswa Unissula merupakan pengalaman yang luar biasa bagi para mahasiswa.
Karena memberikan pengalaman yang luar biasa tentang pelajaran hidup yang sangat berharga. "Pesantren Mahasiswa Unissula menjadi kawah candradimuka bagi para calon sarjana dan diploma untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh dan ber-akhlaqul karimah,” tegasnya.
Program Pesantren Mahasiswa Unissula diperuntukkan bagi mahasiswa baru secara bertahap dan berkelanjutan. Sebanyak 607 santri Unissula dilepas oleh rektor Unissula.
Mereka berasal dari Prodi Kedokteran Umum (S1), Kebidanan (S1), Farmasi (S1), dan Kedokteran Gigi. Ke-607 santri ini sebelumnya telah menyelesaikan program pendidikan di Pesantren Mahasiswa Unissula selama dua bulan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
