REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai seorang mukmin yang beriman tentu akan mengharapkan meninggal dalam keadaan tauhid. Apalagi jika ia membaca kalimat syahadat menjelang ajalnya, maka jaminannya adalah surga.
Lalu bagaimana jika muslim tersebut tidak sempat membaca kalimat syahadat, namun hanya membaca takbir “Allahu Akbar”? Dilansir dari Islam Web, siapapun orang itu yang apabila dia meninggal dalam keadaan beriman dan melakukan perbutan kebaikan atas nama Allah, maka surga akan menantinya, termasuk membaca takbir.
“Barangsiapa mengucapkan kalimat terakhirnya 'Allahu Akbar', lalu dia mati setelah itu, maka diharapkan kebaikan baginya sebagaimana dia meninggal dunia saat mengerjakan kebaikan sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, dari Firdaus.” (Ahmad dan At-Tirmithi)
Para ulama berkata: “...suatu perbuatan penduduk surga berarti suatu perbuatan yang berarti bahwa dia adalah seorang mukmin yang memiliki kepastian (berkenaan dengan imannya),”
Hadits ini menjelaskan termasuk setiap perbuatan baik dan tidak terbatas pada mengucapkan syahadat (kesaksian iman). Nabi Muhammad SAW bersabda “Dan barang siapa berpuasa sehari karena Allah dan meninggal dalam keadaan ini (yaitu ini adalah amal terakhirnya), ia akan masuk surga, dan barang siapa bersedekah untuk demi Allah dan mati dalam keadaan ini, dia akan masuk surga.” (HR Ahmad)
Jadi, Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa siapa pun yang meninggal dan amal terakhirnya berpuasa atau bersedekah, dia akan masuk surga. Jadi masuk surga tidak hanya khusus untuk seseorang yang mengucapkan kata Tauhid (Syahadat), sebaliknya, ia dapat masuk surga melalui perbuatan baik apa pun yang dilakukan di akhir hidupnya.
Tidak ada keraguan bahwa kata Tauhid (Syahadat) adalah kata terbaik yang dapat diucapkan seseorang sebelum kematiannya. Sebagaimana dalam hadits yang berbunyi: “... Hal terbaik yang saya dan para nabi sebelum saya katakan adalah: “La ilaha illa Allah wahdahu la shareeka lah, lahu Al-mulku walahu Al-hamdu, wa huwa 'ala kulli shay-in qadeer" (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, satu-satunya tidak ada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nya kekuasaan dan puji-pujian dan Dia atas segala sesuatu sepenuhnya mampu). (HR At-Tirmithi).