REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sesama manusia juga harus saling meminta maaf atas segala dosa yang telah diperbuat. Imam Al-Ghazali mengatakan, jika dosa itu terkait dengan harta benda maka kita harus mengembalikan semampunya kepada yang berhak.
"jika tidak mampu melakukan itu, karena orang tersebut tidak ada atau karena kemiskinan maka engkau harus meminta doakan darinya," tulis Iman Ghazali dalam kitab Minhajul Abidin.
Jika engkau tidak mampu akan hal itu karena orang tersebut tidak ada atau ia sudah mati, maka sementara engkau bisa bersedekah dengannya. Jika itu tidak mungkin, maka engkau harus memperbanyak kebaikan dan kembali kepada Allah Azza wa Jalla berserah diri, berdoa kepadanya agar Dia meridhoimu di hari kiamat nanti.
Apabila terkait dengan jiwa dan memungkinkan untuk qishash (hukuman balasan bunuh) atau ada wali-walinya sehingga ia melakukan atau mereka melakukan qishash darimu dan itu dihalalkan. Jika engkau tidak mampu melakukan itu maka kembalilah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala mendekatkan diri kepadanya, berdoa kepadanya agar ia meridhoimu pada hari kiamat kelak.
Aabila terkait dengan harga diri jika engkau melakukan ghibah kepadanya atau memfitnahnya atau engkau menjelek-jelekkannya maka engkau harus mengakui dirimu atas hal itu di depan orang yang engkau lakukan hal tersebut. Dan engkau meminta agar hal tersebut dihalalkan jika engkau memiliki kemampuan untuk itu.
"Apabila engkau tidak mengkhawatirkan terjadinya atau meningkatnya atau bertambahnya kemarahan atau terjadinya fitnah, jika engkau menambahkan hal itu sekali lagi," katanya.
Jika engkau takut hal tersebut maka kembali kepada Allah agar dia meridhoimu dan mengampunimu dan meminta ampun yang banyak kepada orang yang engkau lakukan riba atau fitnahnya. Jika terkait dengan kehormatan misalnya engkau berkhianat kepadanya terhadap keluarganya atau anak-anaknya atau semisalnya maka tidak ada ruang untuk minta dihalalkan atau minta disampaikan terang-terangan karena hal itu akan menciptakan fitnah dan kemarahan akan tetapi engkau harus menundukkan diri kepada Allah.
"Agar Dia meridhoimu dan menjadikan baginya kebaikan yang banyak ketika bertemu dengannya. Jika engkau aman dari fitnah dan kemarahan, namun ini jarang terjadi, maka engkau harus meminta dihalalkan darinya," tulis Imam Al-Ghazali.
Adapun terkait dengan agama karena engkau mengkafirkannya atau membidahkannya atau menyesatkannya, maka ini termasuk perkara paling sulit sehingga engkau butuh untuk mendustakan dirimu sendiri di depan orang yang engkau katakan bahwasanya ia telah kafir atau sesaat dan engkau meminta disalahkan atas dosamu dari saudaramu jika itu memungkinkan. Jika tidak, maka engkau banyak mendekatkan diri dan berpikir serta berdoa kepada Allah dengan sepenuh hati menyesalnya atas hal itu agar engkau diridhoi Allah SWT.