Senin 31 Oct 2022 12:34 WIB

Ibnu Taimiyah: Sang Pembaru Pencetus Neo-Sufisme

Kritik terkeras Ibnu Taimiyah terhadap tasawuf adalah pada tasawuf falsafi.

Ibnu Taimiyah (ilustrasi). Ibnu Taimiyah: Sang Pembaru Pencetus Neo-Sufisme
Foto:

 

Dalam neo-sufismenya, Ibnu Taimiyah masih menggunakan terminologi-terminologi sufi seperti salik (penempuh jalan spiritual) dan kasyf (intuisi), namun dengan substansi yang telah ia reformasi. Mengenai yang disebut terakhir, Ibnu Taimiyah menerima kasyf para sufi, namun ia menolak klaim infallibilitasnya, yaitu bahwa pengalaman sufi tidaklah memiliki validitas yang tak tergoyahkan dan eksklusif, sehingga dalam kenyataannya validitas kandungannya harus diuji dengan rujukan kepada dunia luar

Kritik yang tajam juga diarahkan Ibnu Taimiyah terhadap tasawuf populer (tarikat). Baginya tarikat tak lain adalah pelembagaan sikap fatalistik (istislam) yang dibalut dengan simbol-simbol spiritual seperti tawakal, sabar dan tunduk. Watak ajaran Islam yang esensial adalah aktivisme, sehingga seluruh pemikiran yang menyerukan untuk mengisi dunia hanya dengan duduk berzikir, tenang dan tidak berani menghadapi gelombang kehidupan adalah tidak layak untuk disebut Islam.

Dalam menelisik akar sikap fatalistik pada kaum sufi ini, ia menemukan adanya doktrin al-jabariyah  sebagai pemain utama yang bertanggungjawab terhadap kemunduran Islam. Kaum sufi menurutnya telah salah paham dalam memaknai kehendak Tuhan, di mana mereka berkeyakinan bahwa setiap tindak tanduk kita di dunia adalah kreasi Tuhan. Teologi seperti itulah yang menyebabkan kaum sufi tidak berbuat apa-apa saat Perang Salib dan Perang Mongol tengah bergejolak di dunia Islam.

Ajaran-ajaran tarikat yang menekankan sikap pasrah terhadap syaikh dan menghilangkan kebebasan dari para murid juga menjadi sasaran kritik tersendiri bagi Ibnu Taimiyah. Ia banyak menyerang ritus-ritus sufi dan praktek-praktek pemujaan makam serta pengkultusan wali-wali mereka. Tentang para syaikh sebagai guru spiritual sendiri Ibnu Taimiyah memiliki pandangan yang sangat moderat. Ia mengakomodasi konsep mursyid atau syaikh dalam tasawuf dan memilih untuk mengkritik ekslusifitas kaum sufi karena mewajibkan berguru pada satu syaikh saja (Taimiyah, 2006: IX/512).

Kritik terkeras yang dilancarkan Ibnu Taimiyah terhadap tasawuf adalah pada tasawuf falsafi, khususnya konsep Wahdatul Wujud Ibnu Arabi (w. 638 H/1240 M) dan Ittihad al-Hallaj (w. 308 H/920 M). Wahdatul Wujud (doktrin monistik) menurut Ibnu Taimiyah adalah ancaman yang sangat fatal terhadap konsep syariah Islam. Konsep kesatuan transedensi agama-agama adalah ciri esensial dari wujud Ibnu Arabiy yang menghantam prinsip tauhid Islam (Hilmi, 2005, 351).

Theosofi sufi menurut Ibnu Taimiyah juga telah melakukan bid’ah yang tak termaafkan. Suhrawardi (w. 578 H/1182 M) yang dijuluki al-maqtul karena terbunuh di tiang gantungan, misalnya, mengatakan bahwa kenabian adalah sesuatu yang bisa diperoleh siapapun (al-nubuwwah muktasabah) (al-Jabiri, 1990: 299). Para theosofis karena terpengaruh fikiran spekulatif filsafat neo-Platonis juga mengatakan derajat para wali lebih tinggi daripada derajat pada nabi.

Beberapa kalangan berusaha untuk tetap akomodatif dengan syatahat (pernyataan ekstatis para sufi) karena ia dibuat dalam keadaan ‘mabuk’ (al-majbur ma’dzur) (Ibnu Khaldun, 2006: 1080). Bagi kalangan ini pernyataan ekstatis tersebut hanya bisa dirasakan kebenarannya oleh kaum sufi sendiri dan memang tidak bisa didesiminasi ke sembarang orang.

Namun, karakter yang demikian itulah yang dihujani kritik oleh Ibnu Taimiyah yang beraliran empirik karena akan menutup pintu terjadinya penyelidikan ilmiah. Abid al-Jabiri (1990: 291) pemikir kontemporer kawakan juga mengkritik epistem seperti itu karena akan menabrak dan mendokstruksi prinsip ilmiah dalam ilmu pengetahuan (baca: burhani) dan prinsip pemaknaan makna terhadap teks-teks agama (baca: bayani). Wallahu A’lam.

Sumber: Majalah SM No 15 Tahun 2010

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2022/10/26/ibnu-taimiyah-sang-pembaru/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement