Senin 31 Oct 2022 03:06 WIB

Menyusuri Sejarah Pembagian Empat Wilayah Yerusalem

Peta Yerusalem menunjukkan Kota Tua terbagi menjadi empat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Yerusalem

Lain bahasa Inggris, lain pula bahasa Arab. Bahasa Arab memiliki kerangka konseptual yang sama sekali berbeda. Dalam konteks Yerusalem, istilah yang paling penting adalah hara, yang juga dapat ditransliterasikan dalam konstruksi sehari-hari sebagai haret (jamak: harat). 

Arti 'Hara' merujuk pada sebuah jalan dan lingkungan kecil. Beberapa harat dapat terdiri dari hayy (distrik). Beberapa di antara harat membentuk area yang luas di kota besar, dan dapat disebut rub'a, yang secara harfiah artinya adalah seperempat (quarter), sesuai dengan padanan dalam bahasa Inggris.

Namun, penamaan seperti itu dibantah oleh penulis Khalil Assali. "Palestina tidak pernah menggunakan rub'a. Beberapa orang mengatakan 'hayy', tetapi itu baru. Semua orang masih menggunakan 'hara'," kata dia.

Pada 1495 sejarawan Yerusalem Mujir al-Din mengidentifikasi 18 harat di kotanya. Hitungan lain telah mengidentifikasi 39 tempat di Yerusalem selama abad ke-13 dan ke-14. Pada abad ke-19, beberapa telah berubah atau menghilang, tetapi banyak yang bertahan, dan yang lain muncul.

Populasi di seluruh kota lambat laun bercampur. Orang-orang Kristen tertarik ke daerah sekitar Gereja Makam Suci di barat kota. Muslim sering menetap di utara dan timur, dekat dengan Masjid al-Aqsha. Orang-orang Yahudi cenderung menetap di dekat Tembok Barat di selatan. Tetapi pola-pola ini tidak tetap atau eksklusif.

Dulu ada kawasan Yahudi di timur laut. Banyak gereja berkembang hari ini di daerah yang dibingkai sebagai Muslim, seperti St. Anne, sebuah gereja Katolik Roma di samping Haram al-Sharif. Daerah Muslim Haret al-Magharba terletak di samping tempat suci Yahudi di Tembok Barat.

Sekitar tahun 1900, lebih dari sepertiga Muslim Yerusalem tinggal di luar “Muslim Quarter”, dan baik orang Kristen maupun Yahudi tinggal di dalamnya. Ada orang Kristen non-Armenia di "Wilayah Armenia", orang Yahudi di "Wilayah Kristen" dan Muslim di hampir setiap bagian kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement