Senin 31 Oct 2022 03:06 WIB

Menyusuri Sejarah Pembagian Empat Wilayah Yerusalem

Peta Yerusalem menunjukkan Kota Tua terbagi menjadi empat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Yerusalem

Haram al-Sharif hampir selalu ditampilkan sebagai persegi panjang berdinding rapi, terpisah secara visual dari yang lain, dari Kota Tua. Lantas apakah Haram al-Sharif di dalam Muslim Quarter? Haram al-Sharif adalah ruang Islam, yang terkait erat dengan kehidupan orang-orang yang tinggal di dalam dan di sekitarnya.

Penulis Ahdaf Soueif menjelaskan, "Dinding utara dan barat al-Aqsa bukanlah tembok sama sekali. Itu adalah perbatasan kota yang keropos yang menampung orang, sekolah, perpustakaan, dan arsip."

Empat bagian Kota Tua di peta Yerusalem bukanlah ide lama. Pembagian empat itu berasal dari abad ke-19, dan entah bagaimana hingga melekatkan empat bagian tersebut pada agama tertentu. Misalnya, dengan menganggap bahwa hanya orang Kristen yang tinggal di Christian Quarter. Dari kesalahan itulah kemudian pengunjung yang tak bersalah lebih diterima di satu bagian dari empat bagian tersebut.

Dalam artikel yang ditulis di laman Aramco World, dijelaskan bahwa selama lebih dari 1.000 tahun, hampir setiap peta Yerusalem itu bersifat figuratif atau murni imajiner, representasi simbolis dari lokasi yang ideal.

Di Eropa abad pertengahan, seperti di dunia Islam, gagasan tentang peta tidak terlalu berfungsi sebagai bantuan praktis, karena para pelancong akan melakukan perjalanan dengan pemandu yang berpengetahuan luas.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement