REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Peta Yerusalem menunjukkan Kota Tua terbagi menjadi empat, yaitu Christian Quarter kiri atas (Wilayah/Bagian Kristen), Muslim Quarter kanan atas (Bagian Muslim), Armenian Quarter kiri bawah (Bagian Armenia), dan Jewish Quarter tengah bawah (Bagian Yahudi). Hampir semua peta modern melakukan ini.
Banyak yang bahkan diberi kode warna, dengan blok bayangan untuk setiap kuartal dan batas yang tepat menandai perbatasan dari satu kuartal ke kuartal berikutnya. Tetapi tidak mengherankan untuk mengetahui bahwa pada kenyataannya tidak ada kota yang berfungsi seperti itu.
Jalur tersibuk di Yerusalem adalah Suq Khan al-Zeit. Suq berarti pasar, khan adalah caravanserai, dan zeit adalah minyak, khususnya minyak zaitun. Selama ratusan tahun, hingga abad ke-20, jalan yang ramai ini dipenuhi dengan tempat buah zaitun akan diperas dan minyaknya disimpan untuk dijual atau diolah menjadi sabun.
Beberapa peta memperlakukan Khan al-Zeit sebagai garis pemisah. Dengan sisi timur jalan dihitung sebagai Muslim Quarter dan sisi barat sebagai Christian Quarter.
Peta Yerusalem pertama berdasarkan pengukuran lapangan diterbitkan pada tahun 1818 oleh Franz Wilhelm Sieber. Hanya lingkungan Yahudi yang ditentukan Judenstadt, yang muncul di dekat bagian tengah peta. Konfigurasi empat bagian tersebut meninggalkan Haram al-Sharif, salah satu nama untuk kompleks masjid al-Aqsa.