REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Biasanya, umat Muslim hanya mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun Gajah. Tanpa mengetahui detail bagaimana Nabi SAW saat dikandung dan dilahirkan.
Bila kita telusuri, kisah kesaksian ibunda Aminah saat mengandung dan melahirkan Nabi terekam dengan cukup jelas di kitab-kitab tarikh (sejarah).
Menariknya, prosesi kelahiran Nabi Muhammad SAW dari rahim suci Aminah ternyata disaksikan oleh beberapa perempuan, siapa sajakah itu?
Dikutip dari Khatimun Nabiyyin karya Muhammad Abu Zahrah, umumnya perempuan ketika tengah mengandung akan merasa mudah lelah, aktivitas terganggu, tidak jarang sampai merasa sakit.
Terlebih saat melahirkan, tidak terbayang bagaimana seorang ibu berjuang menahan rasa sakit agar anak yang dikandung dapat membuka lembaran kehidupan baru di dunia.
Sementara itu, dalam satu riwayat, ibunda Aminah menuturkan bahwa dirinya sama sekali tidak merasa letih, tidak kesulitan dalam beraktivitas dan tidak merasakan perasaan berat lain ketika mengandung Nabi Muhammad SAW. Juga saat melahirkan, ibunda Aminah hampir tidak merasa apa pun. Aminah berkata :
لَقَدْ عَلِقْتُ بِهِ، فَمَا وَجَدْتُ لَهُ مَشَقَّةً حَتَّى وَضَعْتُهُ، فَلَمَّا فَصَلَ مِنِّي خَرَجَ مَعَهُ نُوْرٌ، ثُمَّ وَقَعَ عَلَى الْاَرْضِ مُعْتَمِدًا عَلَى يَدَيْهِ
“Aku sungguh tengah mengandungnya (Muhammad), tapi aku tidak merasa letih sampai aku melahirkannya. Ketika Muhammad lahir, bersamanya keluar cahaya, kemudian dia telungkup bersandar pada dua tangannya.” (Lihat: Muhammad Abu Zahrah, Khatimun Nabiyyin, juz 1 hlm 98)
Sementara itu, mungkin masih sedikit orang yang tahu bahkan dari kalangan muslim sendiri bahwa ibunda Aminah ditemani tiga perempuan saat prosesi persalinannya. Antara lain adalah as-Syifa binti ‘Amr, ibu dari sahabat Abdurrahman bin ‘Auf.
Menurut Abu Nu’aim al-Ashfihani dalam Dalail an-Nubuwwah, As-Syifa sendiri dikenal sebagai perempuan yang membidani kelahiran Nabi Muhammad SAW. (Abu Nu’aim al-Ashfihani, Dalail an-Nubuwwah, Beirut, hlm 35)
Kemudian Ummu Aiman, ibu dari sahabat Usamah bin Zaid. Mengutip Asad al-Ghabah, karya Ibnu al-Atsir, Ummu Aiman merupakan orang yang merawat Nabi sejak Nabi lahir sampai dewasa. (Ibn al-Atsir, Asad al-Ghabah, juz 7 hlm. 290).
Dan perempuan terakhir yang menemani Aminah melahirkan Nabi adalah Fatimah binti Abdullah, ibu dari sahabat Utsman bin Abi al-‘Ash.
Masih menurut Ibnu al-Atsir, dalam kesaksian Fatimah, dia mengisahkan, “Saat Aminah mengalami kontraksi, aku melihat gugusan bintang menjadi terasa lebih dekat, bahkan sampai aku mengira bintang-bintang itu akan jatuh menimpaku, dan saat Aminah melahirkan, keluar darinya cahaya yang menerangi, memenuhi seisi rumah, saat itu aku tidak melihat apa pun selain cahaya tersebut.” (Ibnul Atsir, Asad al-Ghabah, juz 7 hlm. 354)
Itulah sekelumit kisah Aminah ketika mengandung dan melahirkan Nabi kita Muhammad SAW beserta para perempuan mulia yang sangat beruntung, turut menyaksikan seorang manusia pilihan lahir ke dunia.
Sumber: MUI