Ahad 23 Oct 2022 00:05 WIB

Melihat Fungsi Masjid Nabawi Sebagai Pusat Rehabilitasi Saat Zaman Nabi

Manfaat memiliki pusat penahanan di dalam wilayah Masjid Nabawi ada dua.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Melihat Fungsi Masjid Nabawi Sebagai Pusat Rehabilitasi Saat Zaman Nabi
Foto:

Seseorang yang pergi ke pusat penahanan sebagai penjahat atau pelaku, ketika dia keluar harus sebagai warga negara yang direhabilitasi dan berpikiran positif normal. Ketika Thumama Ibn Uthal, yang telah disebutkan sebelumnya, memeluk Islam setelah menghabiskan beberapa hari diikat di masjid sebagai tahanan, dia berkata kepada Rasulullah SAW:

“Demi Allah, tidak ada wajah di bumi yang lebih aku benci daripada wajahmu, tetapi sekarang wajahmu telah menjadi wajah yang paling kusayangi dari semua wajah.

Demi Allah, tidak ada agama yang lebih aku benci daripada agamamu, tapi sekarang agamamu telah menjadi agama yang paling aku cintai dari semua agama. Demi Allah, tidak ada kota yang lebih kubenci daripada kotamu, tetapi sekarang kotamu telah menjadi kota yang paling kusayangi dari semua kota.” (Muslim)

Adapun orang pertama dalam Islam yang diyakini memiliki pusat penahanan yang sebenarnya adalah khalifah keempat, 'Ali Ibn Abi Thalib. Adapun tiga pendahulunya, Abu Bakar, 'Umar dan 'Utsman mengikuti kebiasaan Nabi menjadikan masjid utama berfungsi sebagai pusat penahanan.

Dari ketiganya, hanya Umar yang konon pernah membeli sebuah rumah di Makkah untuk difungsikan sebagai pusat penahanan. Dia membelinya dari seorang sahabat Nabi (SAW), Safwan bin Umayyah, seharga empat ribu dirham.

Meski demikian, hal ini bukanlah sesuatu yang baru. Pada masa Nabi Muhammad, rumah Ramlah binti al-Harits al-Najjariyah, selain sebagai salah satu rumah yang biasa ditampung beberapa tamu Nabi atau utusan yang berkunjung, juga pernah menjadi tempat sementara pusat penahanan.

Mengingat peran khusus yang dimainkan oleh masjid Nabawi ini, Nabi Muhammad SAW pernah ingin mengikat setan kuat dari bangsa jin ke salah satu pilar masjid, setelah sebelumnya menangkapnya.

Abu Hurairah meriwayatkan Nabi SAW bersabda, “Iblis yang kuat dari jin datang kepadaku kemarin tiba-tiba, sehingga merusak doa saya, tetapi Allah memungkinkan saya untuk mengalahkannya, jadi saya menangkapnya dan bermaksud mengikatnya ke salah satu pilar masjid sehingga semua Anda mungkin melihatnya, tetapi saya ingat doa saudara laki-laki saya Sulaiman (Salomo): “Dan berilah aku kerajaan yang tidak akan dimiliki orang lain setelah aku,” (Sad, 35) jadi aku membiarkan dia pergi terkutuk.” (Sahih al-Bukhari)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement