REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Jenazah para penghuni kubur mengungkapkan kebahagiaannya ketika keluarganya berdoa di atas keburannya (ziarah). Ungkapan ini diceritakan dalam kitab "ROH" karangan Ibnu Qayyim Al Jauziyah.
Dari Al-Fadhl bin Muawaffiq, anak paman Sufyan bin Uyainah, dia berkata:
"Aku sangat terpukul atas kematian ayahku," cerita Al-Fadhl.
Maka setiap hari dia menziarahi kuburannya. Tapi ziarahnya semakin lama semakin jarang. Ketika satu hari dia menziarahi kuburannya dan duduk di sisinya, tiba-tiba saja doa tak kuat menahankan kantuk, kelopak matanya terasa amat berat.
"Hingga akhirnya aku pun tertidur di sana," katanya.
Dalam tidurnya itu dia.bermimpi seakan-akan kubur ayahnya terkuak, lalu tampak ayahnya duduk di atas kuburannya sambil dengan tetap mengenakan kain kafan dengan raut muka orang yang sudah meninggal. Diapun menangis setelah melihatnya.
"Lalu ayahku berkata. Wahai anakku, sudah cukup lama kamu tidak ke sini?" tanyanya.
Al-Fadhal pun bertanyan lagi dalam mimpi.
"Apakah Ayah mengetahui kedatanganku?"Tanyaku.
"Aku tahu setiap kali kamu datang ke sini. Aku senang dan gembira jika kamu datang ke sini dan atas doamu, begitu pula orang-orang di sekelilingku."
Maka setelah itu dia seringkali ke kuburan ayahnya:
Dari Utsman bin Saudah At-Thawafi, yang ibunya adalah seorang wanita ahli ibadah dan dijuluki wanita rahib. Dia berkata, "Ketika ajal hampir menjemput Ibu, aku menengadahkan kepalanya ke langit maka dia berkata: "Wahai simpanan dan pusakaku, yang menjadi sandaran dalam hidupku saat hidupku dan setelah matiku janganlah Engkau menelantarkan aku saat mati dan janganlah engkau membiarkan aku dikuburku." Tak lama kemudian Ibu meninggal dunia.
Pada setiap hari Jumat dia menziarahi kuburannya, dan endoakan baginya memohonkan ampunan baginya dan bagi para penghuni kubur. Suatu saat dia bermimpi bertemu dengan ibunya
Maka dia bertanya," Wahai ibu, Bagaimana keadaan ibu sekarang? "
"Wahai anakku, sesungguhnya kematian itu merupakan kesulitan yang amat berarti Alhamdulillah aku sekarang berada di alam Barzakh yang terpuji. Di sana kami menebarkan Raihan bertelekan pada bantal wutra tebal dan tipis hingga hari bangkit"
Dia bertanya kepada ibunya.
"Apakah ibu ada keperluan terhadap diriku?"
"Ya"jawabnya.
"Apa itu?"
"Jangan engkau berhenti menziarahi kami dan mendoakan kami dan karena aku gembira dengan kedatanganmu pada hari Jumat yaitu pada saat kamu meninggalkan keluargamu."
Ibunya berkata. "Pernah dikatakan kepadaku, wahai wanita rahib, ini dia anakmu datang maka bergembiralah kau dengan kunjungan ini orang-orang di sekitarku yang sudah meninggal dunia juga merasa senang."