4. Kesulitan di Madinah
Dalam perang Uhud, ketika musuh Mekah menyerang kaum Muslim, Nabi Muhammad mengalami luka di kepala dan gigi depannya patah. Ketika darah mulai merembes dari kepalanya, dia menyekanya sambil berkata:
'Jika setetes darahku jatuh ke bumi, orang-orang kafir itu akan dihancurkan oleh Allah'.
Umar berkata kepadanya, Wahai Rasulullah, Kutuklah mereka! Nabi menjawab: 'Saya tidak diutus (oleh Allah) untuk mengutuk. Saya dikirim sebagai rahmat'.
Manifestasi lain dari karakter sabarnya adalah kisah tentang kerugian yang dideritanya oleh tetangganya yang Yahudi. Dilaporkan salah satu tetangga Nabi adalah seorang Yahudi yang membenci Nabi. Setiap hari dia akan membuang sampah di jalan.
Nabi tidak pernah menegurnya. Suatu hari, orang Yahudi itu tidak muncul. Nabi bertanya tentang dia dan diberitahu bahwa dia sakit. Jadi, dia pergi memeriksanya dan kesehatannya. Setelah melihat ini, orang Yahudi itu memeluk Islam.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
'Demi Tuhan, dia bukan seorang mukmin, demi Tuhan, dia bukan seorang mukmin, demi Tuhan, dia bukan seorang mukmin, dengan siapa tetangganya tidak aman'. (Al-Bukhari)
Sekali lagi Nabi Muhammad SAW memiliki kesempatan untuk membalas dendam ketika Makkah akhirnya menjadi miliknya lagi. Para pemimpin datang kepadanya karena takut dia akan membunuh mereka seperti yang dilakukan semua penakluk.