Rabu 05 Oct 2022 23:26 WIB

Prof Thaha Jabir Al-Ulwani dan Stigma Kuat Ibnu Taimiyah Cikal Bakal Wahabi

Prof Thaha Jabir Al-Ulwani melakukan kajian kritis terhadap Ibnu Taimiyah

Ilustrasi karya ulama termasuk Ibnu Taimiyah. Prof Thaha Jabir Al-Ulwani melakukan kajian kritis terhadap Ibnu Taimiyah
Foto:

Oleh : Ustadz Yendri Junaidi Lc MA, dosen STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, alumni Al-Azhar Mesir

Setelah saya bacakan dia tampak menangis. Dia berkata: “Tinggalkan buku ini padaku untuk beberapa hari.” Saya lalu menyerahkan buku itu padanya. 

Beberapa hari setelah itu saya kembali menghadiri pelajarannya dalam ilmu Balaghah. Tiba-tiba dia datang menghampiriku dan mencium keningku. Tentu saja aku terkejut. 

Lalu dia berkata, “Engkau telah menyelamatkanku dari kebencian terhadap sosok ini. Selama hidup aku tak pernah membaca kitab seperti kitab ini yang di dalamnya terdapat pengagungan dan rasa cinta terhadap Nabi SAW yang luar biasa.” 

Dia juga menyesalkan orang-orang yang menukil perkataan yang dinisbahkan pada Ibnu Taimiyyah sebelum mencek kebenarannya dari sumber-sumber primer dan terpercaya.  

Saat menulis tesis Doktoral (di Universitas al-Azhar) tentang Fakhruddin ar-Razi dan pandangan-pandangan Ushul-nya serta kajian kitab al-Mahshul, saya kembali mengkaji pemikiran Ibnu Taimiyah terutama yang berkaitan dengan pandangannya terhadap ar-Razi, dan Asya’irah secara umum. 

Disini saya tidak hanya mengkritik orang-orang yang menentang Ibnu Taimiyah, saya juga mengkritik Ibnu Taimiyyah itu sendiri, khususnya pandangannya terhadap ar-Razi dan Asya’irah. 

Ketika Universitas Imam Muhammad bin Su’ud berniat mencetak tesis saya ini, pihak kampus menunjuk dua orang untuk memeriksa tesis sebelum dicetak.

Satu dari dua orang ini sangat marah ketika membaca bantahan saya terhadap Ibnu Taimiyah. Dia merekomendasikan pada kampus untuk membatalkan kontrak dengan saya dan bahkan mengusir saya dari Arab Saudi. 

Dalam surat yang ditulisnya pada Rektor ketika itu, dia mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang boleh mengkritik Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di negeri ini, apapun motivasi dan tujuannya. 

Tapi untungnya pihak kampus tidak mengiyakan rekomendasi orang itu. Tesis itu tetap dicetak tapi bagian tahqiq-nya saja. Sementara bagian dirasah (kajiannya) dikembalikan padaku. 

رحم الله شيخنا الأستاذ الدكتور طه جابر العلواني

*  

Kita tentu punya pandangan masing-masing pada tokoh-tokoh tertentu, baik pro maupun kontra. Tapi, Prof Thaha mengajarkan kita, apapun penilaian itu, jangan sampai dibangun atas dasar kata si A atau kata si B. 

Temukan langsung dari karya tokoh itu. Tentu saja karya yang sudah dipastikan bahwa itu memang karyanya. Atau dari sumber yang dapat dipercaya, pendapat murid dekatnya, anak kandungnya dan sebagainya. 

Adapun menilai seorang tokoh dari tulisan orang yang membantahnya maka ini sangat riskan. Kalau pendapat seorang muhib saja belum tentu benar apalagi seorang mubghidh. 

Yang diajarkan Prof Thaha ini sesungguhnya adalah ajaran Alquran: 

ولا تقف ما ليس لك به علم إن السمع والبصر والفؤاد كل أولئك كان عنه مسؤولا

“Jangan ikuti sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengar, penglihatan dan nurani, semua akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS Al Isra ayat 36) 

Dari sini lahir sebuah kaidah yang sangat penting dan mendasar : 

إذا كنت ناقلا فالصحة وإذا كنت مدعيا فالدليل “Kalau menukil maka pastikan benar. Kalau mengklaim maka berikan bukti.”

 

والله تعالى أعلم وأحكم      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement