REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran menceritakan, Allah SWT melarang Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin mengikuti keinginan orang kafir dan munafik.
Larangan ini dimaksudkan agar umat Islam waspada terhadap segala usaha orang-orang kafir dan munafik yang ingin merusak agama Islam. Hal ini dijelaskan dalam tafsir Surat Al Ahzab ayat 1.
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللّٰهَ وَلَا تُطِعِ الْكٰفِرِيْنَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ
“Wahai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS Al-Ahzab ayat 1) Penjelasan Tafsir Kementerian Agama menerangkan, ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin agar bertakwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menghentikan semua larangan-Nya.
Allah SWT juga melarang Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin menuruti keinginan-keinginan orang-orang kafir yang pernah menganjurkan kepada beliau agar mengusir orang-orang mukmin yang lemah dan miskin dari majelisnya.
Ayat ini juga melarang Nabi Muhammad SAW dan orang-orang mukmin mengikuti orang-orang munafik yang lahirnya mengaku sebagai seorang mukmin, tetapi hatinya tetap kafir, bahkan selalu berusaha dan bekerja sama dengan orang-orang kafir yang lain untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.
Berdasarkan ayat ini dan sebab turunnya, yang dimaksud dengan “menuruti keinginan orang-orang kafir dan munafik” adalah “menuruti keinginan mereka agar kaum Muslimin mengakui kepercayaan dan tuhan-tuhan mereka, mempercayai bahwa tuhan-tuhan mereka dapat memberi syafaat dan manfaat kepada orang-orang yang menyembahnya, dan mengakui syariat-syariat mereka sebagaimana mengakui syariat yang diturunkan Allah SWT.”
Baca juga: Mualaf Sujiman, Pembenci Adzan dan Muslim yang Diperlihatkan Alam Kematian
Hendaklah kaum Muslimin waspada terhadap segala usaha orang-orang kafir dan munafik yang sengaja mengaburkan dan merusak agama dan kepercayaan mereka, sehingga pemahaman mereka terhadap agama itu menjadi menyimpang dari paham yang sebenarnya.
Akhir ayat ini memperingatkan bahwa Allah SWT Mahamengetahui segala yang dikatakan, dianjurkan, disampaikan, dan disembunyikan dalam hati orang kafir itu, serta segala yang mereka maksudkan dan inginkan.
Oleh karena itu, Dia akan menetapkan hukuman yang adil bagi mereka dan Dia Mahabijaksana dalam mengatur segala urusan Nabi dan para sahabat-sahabatnya.