REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menyapih merupakan tahap lanjutan dalam kehidupan dan perkembangan anak. Proses menyapih berarti masa pembiasaan pemberian makanan padat bagi anak.
Di momen ini, pola asuh makan si kecil memasuki proses yang penting, karena jika dilakukan dengan tidak tepat akan berpengaruh pada zat gizi dan nutrisi bayi. Tidak hanya itu, jika dari kedua belah pihak, baik ibu dan anak belum siap, dikhawatirkan akan menimbulkan drama atau trauma.
Dalam Islam, hal ini ternyata sudah diatur tata caranya. Dalam QS Al-Baqarah ayat 233 disebutkan "...Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patur. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Besar Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
Dikutip dalam laman A Muslim Mama, hal pertama yang perlu dilakukan adalah niat dan berdoa. Karena pengasuhan ini berlandaskan lillahita'ala, maka dalam setiap perkembangan anak pun harus menyertakan Allah SWT. Tidak ada doa khusus untuk mempersiapkan si kecil, namun setiap hal bisa dilakukan dengan membaca 'Bismillah' dan membaca doa agar segalanya diberi kelancara.
Dari segi usia, Islam mengimbau agar pemberian ASI dilakukan hingga anak berusia 2 tahun. Hal ini juga disebutkan dalam QS Al-Baqarah ayat 233, "Para ibu harus memberi ASI mereka kepada anak-anaka selama dua tahun." Meski demikian, jika ternyata dalam praktiknya hal ini susah dilakukan karena berbagai sebab, maka tidak apa-apa asal baik ibu dan anak sudah siap.
Pendapat lain menyebut sebaiknya menyapih tidak lebih dari 21 bulan menyusui. Imam as-Shadiq berkata, "Periode ibu menyusui anak harus minimal 21 bulan. Jika seseorang memberi makan anak untuk periode yang lebih sedikit, itu akan menyebabkan kesulitan bagi anak tersebut."
Selanjutnya, proses menyapih ini memerlukan kesabaran dan kebijaksanaan dari orang tua. Proses menyapih memerlukan waktu dan pembiasaan, sehingga setiap perubahan maupun perkembangannya harus dihargai. Jika orang tua, terlebih ibu, berencana menyapih tepat di usia dua tahun, sebaiknya pembiasaan pemberian makanan padat dilakukan beberapa bulan sebelumnya, dengan harapan saat berada di usia dua tahun sudah lepas dari ASI sepenuhnya.
Orang tua juga perlu memperhatikan kandungan makanan yang nantinya akan dikonsumsi oleh anak. Hal ini sebagaimana Islam yang memperhatikan kehalalan dan kethayiban sebuah produk. Pengetahuan yang luas akan bahan, tekstur dan kandungan makanan dan minuman yang cocok bagi si bayi penting dimiliki.
Terakhir, dukungan ayah dalam proses menyapih ini juga penting, mengingat keterlibatan dan peran ayah dibutuhkan dalam kehidupan berkeluarga, sebagaimana yang dipaparkan dalam Alquran dan dicontohkan dalam perilaku Nabi Muhammad SAW.