Rabu 05 Oct 2022 05:11 WIB

Tafakkur, Dicintai Allah tapi Kerap Diabaikan Manusia

Manusia kerap abaikan tafakur padahal Allah menyukainya

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
 Tafakkur, Dicintai Allah tapi Kerap Diabaikan Manusia. Foto:   Ilustrasi: Masjid tempat ibadah umat Muslim.
Foto: Anadolu Agency
Tafakkur, Dicintai Allah tapi Kerap Diabaikan Manusia. Foto: Ilustrasi: Masjid tempat ibadah umat Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Allah SWT memerintahkan setiap Muslim untuk bertafakkur. Allah SWT menyukai hamba-hamba yang bertafakkur atas segala ciptaan-Nya.

"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS Ali Imran ayat 191)

Baca Juga

Dalam riwayat hadits, juga dijelaskan bagaimana Rasulullah SAW senantiasa bertafakkur. Hal ini diketahui dalam riwayat dari Ubaid bin Umair, yang bertanya kepada Aisyah RA tentang hal yang luar biasa yang dilihat Aisyah dari Rasulullah SAW.

Lalu Aisyah RA menjelaskan, pada suatu malam, Rasulullah SAW menyampaikan kepada Aisyah RA untuk membiarkan beliau SAW berkonsentrasi dalam beribadah kepada Allah SWT. Kemudian Aisyah RA berkata:

"Demi Allah, sesungguhnya saya senang dekat denganmu dan senang terhadap sesuatu yang membuatmu senang. Kemudian Rasulullah SAW bangkit dan berwudhu, lalu sholat. Di dalam sholat tersebut beliau SAW menangis terus sampai air matanya membasahi tempat tersebut. Ketika beliau SAW duduk, Rasulullah SAW masih menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya, kemudian terus menangis sampai air matanya membasahi lantai."

Masih dalam riwayat itu, datanglah Bilal bin Rabbah untuk mengumandangkan adzan Subuh. Bilal melihat Rasulullah SAW menangis, dan berkata, "Wahai Rasulullah SAW, apa yang membuat engkau menangis, padahal Allah telah mengampuni semua dosamu yang terdahulu atau pun yang akhir."

Rasulullah SAW bersabda, "Saya ingin menjadi seorang hamba yang pandai bersyukur. Pada malam ini telah turun kepadaku ayat-ayat Alquran, yang sungguh rugi orang yang membacanya tanpa disertai dengan tafakkur, yaitu ayat:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (Yaitu) orang yang mengingat Allah, sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, peliharalah kami dari siksa api neraka.'" (QS Ali Imran ayat 190-191)

Setelah itu, Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh rugi orang yang membacanya tanpa disertai dengan tafakkur." (HR Ibnu Hibban)

Selain itu, dari Al-Hasan, dia berkata, "Bertafakkur selama satu jam itu lebih baik daripada berdoa semalaman." Al-Fudhayl juga berkata mengenai tafakkur, "Pikiran adalah cermin yang menunjukkan baik dan buruk kamu."

Dikatakan pula, dahulu Luqman selalu duduk seorang diri. Lalu dia ditanya oleh seseorang soal mengapa dia duduk seorang diri padahal bukankah lebih nyaman jika duduk bersama orang lain.

Lalu Luqman menjawab, "Lamanya kesendirian untuk bertafakkur akan memperoleh pemahaman yang lebih banyak. Dan lamanya tafakkur adalah petunjuk jalan menuju surga."

Sumber

https://fiqh.islamonline.net/%D9%81%D8%B6%D9%8A%D9%84%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%AA%D8%AF%D8%A8%D8%B1-%D9%88%D8%A7%D9%84%D8%AA%D9%81%D9%83%D8%B1/

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement