Selasa 04 Oct 2022 05:12 WIB

Stok Vaksin Meningitis Langka, KKP II Cilacap "Diserbu" Calon Jamaah Umroh

Kemenkes menyebutkan kelangkaan vaksin meningitis akibat kapasitas produksi terbatas

Rep: idealisa masyrafina/ Red: Hiru Muhammad
Antrian vaksinasi meningitis di KKP Kelas II Cilacap.
Foto: KKP Kelas II Cilacap
Antrian vaksinasi meningitis di KKP Kelas II Cilacap.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP--Stok vaksinasi meningitis telah kosong di berbagai wilayah. Hal ini sempat menyulitkan calon jamaah umroh yang akan berangkat dalam waktu dekat.

Salah satunya adalah Nur Hardiansyah (33 tahun), warga Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, yang sempat kesulitan mendapatkan vaksin meningitis. Padahal ia sekeluarga akan berangkat umroh pada pertengahan Oktober ini.

Baca Juga

"Setelah telpon RS dan klinik sana sini akhirnya saya telpon KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Yogyakarta, baru bisa mendaftar untuk dua minggu kemudian. Akhir bulan September saya sudah divaksinasi meningitis," tutur Hardiansyah.

Kondisi serupa juga banyak dialami oleh calon jamaah umroh wilayah lainnya. Stok vaksin meningitis di Purwokerto juga telah kosong, sehingga menyulitkan biro perjalanan umroh.

 

Calon jamaah umroh dari Kemang Nusantara Tour Travel Perwakilan Purwokerto harus melakukan vaksinasi langsung ke KKP Kelas II Cilacap. Padahal menurut Wahyu Fauzi, perwakilan biro tersebut, mereka sempat kesulitan mencari stok meningitis sementara waktu umroh sudah dekat. "Kan biasanya di Purwokerto bisa, tapi kami ke KKP Cilacap akhir September ini untuk keberangkatan tanggal 8 Oktober," kata Wahyu.

Kepala KKP Kelas II Cilacap, Sulistyono mengungkapkan, pihaknya banyak didatangi oleh masyarakat dari Banyumas sekitarnya, Yogyakarta hingga Surabaya selama dua pekan terakhir ini untuk vaksinasi meningitis. Bahkan hingga melayani rata-rata 250 orang lebih per hari, dari normalnya hanya 70-100 orang.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya klinik dan RS swasta yang mengalami kekosongan stok vaksin meningitis, bahkan kantor kesehatan pelabuhan pun juga tengah mengalami kekurangan stok.

"Kalau KKP Cilacap masih bisa melayani setiap hari dengan daftar online maupun offline, stok terakhir masih ada 116 dosis," ujar Sulistyono kepada Republika, Senin (3/10/22).

Menurut Sulis, stok tersebut diperkirakan akan habis pada hari ini. Tapi pihaknya akan mendapatkan stok vaksin dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sebanyak 1.000 dosis. Vaksin tersebut berasal dari sisa vaksin meningitis jamaah haji di kabupaten/ kota se-Jawa Tengah yang dikumpulkan oleh Dinkes Jateng. Selain KKP Kelas II Cilacap, KKP Kelas II Semarang juga mendapatkan jatah sisa vaksin jamaah haji sejumlah 6.000 dosis."Besok vaksinnya sampai, perkiraan 1.000 vaksin itu bisa untuk satu minggu," kata Sulis.

Sulis menambahkan, beberapa hari lalu, KKP Kelas II Cilacap sempat merelokasi 2.000 dosis vaksin meningitis untuk memenuhi kebutuhan KKP Kelas II Bandung, Jawa Barat, yang sempat mengalami kekurangan.

Pengiriman vaksin meningitis ke KKP Bandung tersebut dilakukan atas dasar surat relokasi dari Kementerian Kesehatan. Akan tetapi ia memprediksi bahwa di berbagai tempat stok meningitis sudah kembali menipis."Infonya vaksin meningitis yang diimpor pemerintah sudah mau datang, mudah-mudahan pekan depan sudah mulai normal lagi," kata Sulistyono.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi kelangkaan vaksin meningitis di Indonesia karena kapasitas produksi dari dua produsen vaksin yang dipesan Kemenkes terbatas. Namun demikian, Kementerian Kesehatan mengupayakan normalisasi stok vaksin Meningitis Meningokokus (MM) bagi pelaku perjalanan termasuk calon jemaah haji dan umroh, mengingat vaksin MM merupakan syarat wajib bagi pelaku perjalanan ke Arab Saudi.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan normalisasi stok vaksin MM akan berlangsung setidaknya hingga Januari 2023.

"Salah satu produsen vaksin MM yang telah memperoleh izin edar dari BPOM saat ini tidak bisa melanjutkan produksi untuk kelompok vaksin ACM135 Meningococcal Polysaccharide karena sedang dalam proses pemenuhan upgrade CAPA prekualifikasi WHO. Sehingga produksi vaksin dari produsen vaksin tersebut tidak dapat dipenuhi,” ujar Dirjen Maxi dalam Keterangan persnya, Kamis (29/9/2022). 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement