Sabtu 01 Oct 2022 05:31 WIB

Apakah Nabi Muhammad SAW Seorang Introvert atau Ekstrovert?

Memahami Nabi Muhammad SAW bukanlah upaya untuk menjadi seperti dia.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Apakah Nabi Muhammad SAW Seorang Introvert atau Ekstrovert?
Foto:

Susan Cain, penulis dan pembicara publik, mengatakan dalam Ted Talk-nya, ekstrovert benar-benar mendambakan stimulasi dalam jumlah besar. Sedangkan introvert merasa paling hidup dan paling aktif dan paling mampu ketika mereka berada di lingkungan yang lebih tenang dan lebih rendah.

Petunjuk lain ke dalam psikologi Nabi SAW adalah reaksinya terhadap kerumunan besar dan keras. Bagi orang ekstrovert, pesta yang riuh dengan banyak orang tampak seperti kegembiraan dan kesenangan karena ekstrovert mendapat suntikan dopamin (zat kimia yang membuat nyaman) saat bersosialisasi.

Bagi seorang introvert yang tidak mendapatkan hadiah dopamin, situasi ini luar biasa dan benar-benar melelahkan. Banyak yang percaya bahwa hanya ekstrovert yang merupakan pemimpin alami, pembicara publik, perintis, dan/atau pemain tim.

Tetapi kita tahu bahwa Nabi SAW adalah seorang pemimpin yang hebat, seorang orator yang baik, visioner, dan mitra yang luar biasa. Jadi, yang mana? Apakah Nabi memiliki sifat-sifat ini atau apakah dia seorang introvert? Jawabannya mungkin keduanya.

Banyak yang menganggap introvert adalah orang yang gugup atau kurang percaya diri, membuat mereka kurang berani atau mampu daripada ekstrovert. Tapi bukti membuktikan sebaliknya.

Susan Krauss Whitbourne pada Psychology Today menulis bahwa introvert bisa menjadi pemimpin terbaik dari semuanya. Pakar kesehatan Dan Fries di Collective-Evolution.com mengatakan introvert tidak menyibukkan diri dengan apa yang dilakukan mayoritas. Sebaliknya, mereka memiliki tingkat kreativitas yang tinggi dan terus-menerus memikirkan ide-ide baru dan mereka bekerja keras untuk mengimplementasikannya.

Dalam hal ini, memahami Nabi SAW bukanlah upaya untuk menjadi seperti dia, itu hanya untuk mengenalnya. Jika Anda seorang introvert dan ini membuat Anda merasa lebih dekat dengan Rasulullah, maka itu adalah hal yang baik. Tetapi jika Anda seorang ekstrovert, ini seharusnya tidak membuat Anda merasa kurang atau tidak mampu meniru kebajikannya.

Mengatakan bahwa kita semua harus introvert karena Nabi SAW adalah seorang introvert akan seperti mengatakan kita semua harus laki-laki karena Nabi adalah laki-laki. Tuhan membuat kita berbeda karena suatu alasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement