Selasa 27 Sep 2022 04:05 WIB

Nabi Muhammad SAW Sang Pembawa Perdamaian

Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam masyarakat yang memiliki banyak masalah.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ani Nursalikah
Nabi Muhammad SAW Sang Pembawa Perdamaian
Foto:

Banyak orang tidak menyukai pesan Islam. Ia menuntut keadilan dan kesetaraan sosial.

Mereka yang diuntungkan dari struktur sosial yang tidak adil pada waktu itu tidak ingin melihat status mereka berubah dan juga tidak ingin hak istimewa mereka dicabut. Para tiran ini melihat Islam sebagai ancaman bagi keuntungan mereka yang tidak adil dalam hidup atas yang lemah.

Mereka yang menentang Islam berusaha untuk menghancurkan pesan Islam tersebut dengan cara apapun yang diperlukan. Muslim pertama di Mekah disiksa, dibunuh, kelaparan, diboikot oleh musuh-musuh Islam ini. Tapi selama ini di Mekah, Nabi mencari perdamaian dan mengatakan kepada umat Islam untuk tidak membalas.

Allah mengungkapkan kepadanya bahwa:

"Tidak sama amal baik dan buruknya. Tolaklah kejahatan dengan yang lebih baik, maka orang yang memusuhimu akan menjadi teman yang setia. Tetapi tidak ada yang diberikan kecuali orang yang sabar dan tidak ada yang diberikan kecuali orang yang memiliki harta yang banyak." (Quran 41:34-35)

Ketika situasi di Madinah menjadi begitu buruk sehingga umat Islam menghadapi risiko kehancuran, reputasi Nabi Muhammad SAW sebagai penjaga perdamaian dituntut masyarakat. Ia menjaga dan memberi rasa aman bagi umat Islam sebuah rumah di kota baru bernama Yathrib, yang sekarang dikenal sebagai Madinah.

Di Madinah pada waktu itu, ada banyak orang, suku, dan agama yang berbeda yang hidup dalam kerusuhan sipil yang ekstrem. Kota itu tanpa hukum dan sebagian besar perselisihan diselesaikan dengan pedang, yang menyebabkan lebih banyak perselisihan.

Penduduk Madinah sangat membutuhkan perdamaian dan struktur, sehingga mereka meminta Nabi untuk datang menengahi dan membangun perdamaian di antara mereka.

Setibanya di Madinah, Nabi menyusun konstitusi Madinah. Sebuah dokumen yang hingga hari ini menjadi contoh cemerlang tentang bagaimana pluralisme bisa eksis dan bahkan bisa eksis dalam damai.

Zia Shah menjelaskan bahwa:

“Konstitusi menetapkan: keamanan masyarakat, kebebasan beragama, peran Madinah sebagai tempat yang haram atau suci (kecuali semua kekerasan dan senjata), keamanan perempuan, hubungan suku yang stabil di Madinah.” dan masih banyak lagi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement