Sabtu 10 Sep 2022 01:25 WIB

Mengapa Tuhan Mengizinkan Kejahatan Ada?

Konsekuensi dari kebebasan adalah manusia dapat memilih kejahatan daripada kebaikan.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Mengapa Tuhan Mengizinkan Kejahatan Ada?
Foto:

Mengapa Bencana Alam?

Orang mungkin bertanya mengapa kejahatan alam seperti gempa bumi diizinkan, di mana kehendak bebas tidak berperan. Jawabannya ada pada hubungan sebab akibat yang merupakan bagian dari alam.

Kita tahu bahwa tindakan kita sebagian besar dimotivasi oleh harapan untuk mewujudkan hasil yang diinginkan. Ini hanya mungkin jika tindakan kita benar-benar membuahkan hasil. Kemudian tindakan kita menjadi bermakna, dan semoga kita bisa terlibat dalam perbuatan baik.

Kita tahu api berguna karena membakar dan membantu kita memasak makanan; tetapi kualitas api yang sama dapat membakar rumah. Artinya, hal-hal yang sangat berguna bagi kita pasti dapat menyebabkan kerusakan juga.

Dari sudut pandang Islam, kejahatan itu seperti salah satu dari saudara kembar, yang lain baik, karena kebaikan di bumi secara ironis terkait dengan kejahatan. Karena, kebaikan di dunia ini tidak mungkin ada tanpa keburukan, karena keduanya adalah dua sisi mata uang yang sama, dan keduanya adalah konsep yang relatif.

Mengganti kejahatan itu, atau ketiadaan kebaikan, dengan kebaikan. Ketidaksempurnaan dan kekurangan dunia ini memberikan banyak kesempatan bagi kita untuk melakukan upaya kreatif untuk perbaikan, dan ini membuat hidup dan pekerjaan kita bermakna.

Singkatnya, baik dan jahat sama-sama diperlukan untuk perkembangan spiritual manusia. Agar roh tumbuh, ia harus mengatasi kejahatan dan melakukan kebaikan.

Allah berfirman dalam Alquran yang artinya:

“Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik..” (QS. Fussilat:34)

Artinya, kita harus melawan kejahatan dengan kebaikan. Tetapi untuk melakukan ini, kesabaran yang luar biasa diperlukan. Adapun orang-orang beriman, kebaikan tidak merusak mereka, dan kejahatan tidak membuat mereka putus asa.

Salah satu bencana alam adalah banjir yang mengakibatkan banyak orang, termasuk anak-anak, menderita. Orang percaya dalam konteks ini tidak mengutuk Tuhan, karena mereka menganggapnya sebagai ujian iman mereka. Jadi mereka pergi keluar untuk membantu para korban dengan cara apa pun yang mereka bisa.

 

Jika mereka sendiri menjadi korban, mereka bersabar dan mencari pengampunan dari Tuhan atas kegagalan mereka sendiri dan berdoa untuk perlindungan. Dan dalam perbuatan ini, mereka mendekatkan diri kepada Allah dan berhasil dalam ujian itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement