REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mengajarkan umat Islam untuk menganggap diri mereka sebagai saudara dan saudari dalam iman. Di dalam Alquran disebutkan: "Orang-orang beriman hanyalah satu persaudaraan." (QS. Al-Hujurat: 10)
Dan Nabi SAW menekankan hak-hak tetangga dalam banyak sabdanya, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Abu Hurairah (ra) mengutip Nabi berkata: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Pembalasan harus mengucapkan kata-kata yang baik atau diam; siapa pun yang beriman kepada Allah dan Hari Pembalasan harus memperlakukan tetangganya dengan baik, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat harus menunjukkan keramahan kepada tamunya.” (HR. Muslim)
b. Aisyah (ra) mengutip Nabi berkata: "Jibril terkesan kepadaku perlakuan baik terhadap tetangga begitu banyak sehingga saya pikir dia akan memberinya hak warisan."? (HR. Al-Bukhari)
c. Abu Hurairah mengutip Nabi berkata: "Dia tidak akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak aman dari perilaku buruknya?" (HR. Muslim)
Memutuskan hubungan tetangga dan menunjukkan perilaku buruk kepada mereka sangat dikutuk dalam Islam. Dilaporkan bahwa seorang pria datang kepada Ibnu Masud (ra) dan berkata:
"Saya memiliki tetangga yang menyakiti saya, mengolok-olok, dan sangat mengganggu saya." Kemudian Ibnu Masud berkata kepadanya: "Kembalilah dan amati kewajiban Allah dalam dirinya seperti yang dia lakukan."
Dan suatu ketika Nabi diberitahu tentang seorang wanita yang biasa berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari, namun dia menunjukkan perilaku buruk kepada tetangganya. Nabi berkata: “Dia akan masuk ke dalam api neraka.”