REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ajaran Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk mengingat mati (dzikrul maut). Sebab seseorang yang sering mengingat mati akan semakin kuat keimanannya dan meningkat amal salehnya.
Ketua Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa, Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Masyhuril Khamis mengatakan kematian adalah berpisahnya jasad dari ruh. Fase ini pasti dialami atau dilalui oleh setiap manusia.
Orang-orang yang beriman tidak merasa takut dengan kematian. Sebab orang yang beriman sadar bahwa kematian pasti terjadi dan merupakan takdir. Mengutip keterangan Ibnu Hajar Al Haitami dalam kitab Al Fatawa Al Haditsiah, kiai Masyhuril menjelaskan bahwa kematian bagi orang beriman adalah pintu untuk bertemu dengan Allah SWT.
"Karena itu kematian harus disikapi dengan ikhlas, dan selalu berusaha untuk menjaga dan menanti kematian agar kita husnul khotimah," kata kiai Masyhuril kepada Republika beberapa hari lalu.
Kematian juga menjadi rahasia Allah SWT. Tidak ada seorang pun anak adam yang dapat mengetahui kapan tiba ajalnya. Dan tidak ada satu pun manusia yang mengetahui di mana dirinya akan mati.
Menurut kiai Masyhuril terdapat hikmah dibalik kematian yang menjadi rahasia Allah SWT. Sebagaimana mengutip keterangan Imam Ibnu Qayyim al Jauziyyah di dalam kitabnya Miftah Darus Sa'adah yang mengatakan bahwa hikmah disembunyikanya ajal manusia itu adalah agar manusia dapat menikmati hidup dengan nyaman dan tidak lalai.
Kiai Masyhuril menjelaskan apabila manusia mengetahui umurnya pendek dan singkat, maka manusia tidak akan dapat menikmati dan menjalani kehidupan di dunia dengan nyaman. Begitupun bila manusia mengetahui umurnya akan panjang.
Maka manusia tidak akan peduli dan akan berbuat kemaksiatan mengikuti hawa nafsunya. Sedang ketika ajal sudah dekat, manusia baru akan bertaubat dari dosa-dosa tersebut. Karena itu menurut kiai Masyhuril Allah SWT telah menetapkan bahawa tiada manusia yang dapat mengetahui ajalnya secara pasti.
Menurutnya dengan dirahasiakannya kematian, manusia akan dapat menikmati kehidupanya. Namun di waktu yang sama manusia akan terus waspada dan berusaha sebaik mungkin dalam ketaatan untuk mempersiapkan bekal di akhirat.
Sementara itu menurut kiai Masyhuril memperbanyak mengingat kematian berdampak positif bagi seseorang dalam menjalani kehidupan dunia. Setidaknya menurut kiai Masyhuri ada tiga manfaat dari banyaknya mengingat kematian sebagaimana disebutkan oleh Ata'Ibn Abi Rabah. Diantaranya adalah mempercepat taubat, memudahkan untuk ridha dengan yang sedikit, dan menghindari permusuhan atau perjuangan yang memaksa bagi penduduk dunia untuk meraih dunia sehingga mereka menjadi tenang.
Lebih lanjut kiai Masyhuril mengatakan orang yang banyak mengingat mati tidak akan meninggalkan urusan-urusan dunia sehingga terbengkalai. Orang yang banyak mengingat mati justru akan bersemangat memakmurkan dunia dan sebanyak mungkin mengerjakan amal saleh untuk bekal di akhirat.
"Mengingat mati sangat dianjurkan dan itu tidak akan menjadikan urusan dunia terbengkalai. Justru banyak mengingat mati akan menjadikan manusia perhatian dengan urusan dunianya, ia akan memakmurkan dunianya karena itulah tugas manusia di dunia ini. Ia akan melihat dunia sebagai sarana mencari bekal di akhirat. Maka ia akan memakmurkan dunia tanpa mengeksploitasi dan merusaknya," kata kiai Masyhuril.
Sementara itu menurut kiai Masyhuril orang yang tidak mengingat mati tidak paham apa tugasnya di dunia. Sehingga orang tersebut dapat mengeksploitasi dunia demi kepentingan dan kesenangan hawa nafsunya semata. Karenanya, menurut kiai Masyhuril termasuk yang menjadi maksud dari banyak mengingat mati adalah melindungi dunia dari keserakahan manusia.