2. Jiwa yang Mencela
“Aku bersumpah dengan kepastian hari Kiamat karena semuanya sudah jelas, dan Aku juga bersumpah dengan jiwa yang selalu menyesali dirinya sendiri. Sungguh manusia pasti akan dibangkitkan.” (QS. Al-Qiyamah: 2)
Jiwa ini sadar atau sadar akan kejahatan, menolaknya, meminta rahmat Tuhan, dan memaafkan, bertobat dan mencoba untuk mengubah dan berharap untuk mencapai keselamatan:
“Dan (ada pula) orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampuradukkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. At-Taubah: 102)
Nabi Muhammad berkata:
“Ada dua dorongan dalam diri kita. Satu roh yang menyerukan kebaikan dan menegaskan kebenaran. Dia yang merasakan dorongan ini harus tahu bahwa itu berasal dari Allah. Dorongan lain datang dari musuh kita (iblis) yang mengarah pada keraguan dan ketidakbenaran dan mendorong kejahatan. Barang siapa yang merasa demikian hendaknya berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”
Jiwa ini memperingatkan orang-orang tentang keinginan mereka yang sia-sia, membimbing dan membuka pintu menuju kebajikan dan kebenaran. Ini adalah langkah positif dalam pertumbuhan rohani.