REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Usai menjadi khalifah selama 11-13 Hijriyah, sahabat Rasulullah ﷺ, Abu Bakar ash-shiddiq radhiyallahu ‘anhu wafat pada tahun 13 Hijriyah.
Dikutip dari buku 'Inilah Faktanya' karya Dr Utsman bin Muhammad al-Khamis, Abu Bakar ash-shiddiq wafat pada Jumadil Akhir tahun 13 Hijriyah. Pada saat itu, Abu Bakar radhiyallahu anhu jatuh sakit.
Dr Utsman mengutip kisah kematian Abu Bakar dari ath-Thabaqat al-Kubrah Ibnu Saad. Dikisahkan bahwa menjelang wafatnya dan ketika sakaratul maut sudah mendekat, putrinya, Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha, duduk di sampingnya.
Aisyah pun berkata, “Sungguh apalah guna harta benda bagi seseorang ketika napasnya terengah-engah dan dadanya sempit.”
Mendengar perkataan ini, Abu Bakar memandang ke arah Aisyah lalu bertanya, “Mengapa kamu tidak mengatakan seperti yang Allah Azza wa Jalla firmankan:
وَجَاۤءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُ
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari.” (QS Qaf ayat 19)?”
Kemudian seseorang bertanya kepada Abu Bakar radhiyallahu anhu. “Maukah kami panggilkan tabib untuk engkau?” Namun dia menanggapi: “Satu tabib telah melihatku, dan dia menyerukan, “Aku melakukan apa saja yang dikehendaki (yang dimaksud adalah Allah Azza wa Jalla).’”
Roh Abu Bakar telah berpulang kepada Penciptanya, meninggalkan kehidupan yang fana ini, menuju Surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Seperti itulah kabar gembira dari kekasihnya, Rasulullah ﷺ. Lantas, jenazah Abu Bakar dikuburkan di samping makam Nabi Muhammad ﷺ.
Keutamaan Abu Bakar
Abu Bakar mempunyai banyak keutamaan. Di antara keutamaan sosok bernama lengkap Adullah ibn 'Ustman ibn 'Amir ibn 'Amr ibn Ka'ab ibn Sa'ad ibn Taym ibn Murrah ibn Ka'ab ibn Lu-ay ibn Ghalib ibn Fihr al-Taimiy tersebut di antaranya, Abu Bakar setia kepada kawan yang sedang dalam kesusahan.
Sikap setia kawan ini bisa terlihat saat Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Yatsrib. Abu Bakar melakukan persiapan dengan membawa perbekalan dan menemani Rasulullah SAW dalam perjalanan.
Abu Bakar menemani Nabi Muhammad saat bersembunyi di dalam gua untuk menghindari kejaran orang-orang kafir Makkah. Kisah mereka termaktub dalam Alquran. Allah SWT berfirman:
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
"Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita..." (QS At Taubah 40)
Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi orang yang dikenal paling mendukung Nabi Muhammad SAW di setiap dakwahnya. Ia mendukung Nabi SAW saat sulit sebelum umat Islam meraih banyak kemenangan, hingga menjadi umat yang disegani.
“Jika saya mengambil seseorang sebagai teman terdekat saya, saya akan mengambil Abu Bakar, dia adalah saudara dan teman saya." Kalimat ini adalah kata-kata Nabi Muhammad untuk Abu Bakar yang juga dikenal sebagai Ash-Shiddiq.