Senin 08 Aug 2022 14:13 WIB

10 Panduan Perjalanan (Safar) dari Nabi Muhammad

Sebelum bepergian, dianjurkan meninggalkan pesan kepada keluarga.

10 Panduan Perjalanan (Safar) dari Nabi Muhammad
Foto:

Membaca doa keluar rumah dan doa ketika naik kendaraan:

إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، قَالَ: يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ؟( رواه ابو داود و الترمذي )

”Apabila seseorang keluar dari rumahnya lalu berdoa: bismillaahi tawakkaltu ‘alallahi laa haula wala quwwata illaa billah, maka dikatakan padanya: ‘Kamu akan diberi petunjuk, dicukupi kebutuhannya, dan akan dilindungi’. Seketika itu setan-setan pun menjauh dan salah satu setan berkata pada temannya, ’Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi?” (HR. Abu Dawud & At-Tirmidzi)

 أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى بَعِيرِهِ خَارِجًا إِلَى سَفَرٍ، كَبَّرَ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: «سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ( رواه ومسلم)

“Rasulullah Saw. ketika naik ke untanya untuk safar, beliau bertakbir 3 kali lalu berucap: Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah kami memohon kebaikan dan ketaqwaan dalam safar kami dan keridhaan dalam amalan kami. Ya Allah mudahkanlah safar kami ini. Lipatlah jauhnya jarak safar ini. Ya Allah Engkaulah yang menyertai kami dalam safar ini, dan pengganti yang menjaga keluarga kami. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan safar ini, dari pemandangan yang menyedihkan, serta dari tempat kembali yang buruk baik dalam perkara harta dan perkara keluarga” (HR. Muslim)

Segera kembali pulang jika urusan telah usai dan bersyukur seperti dengan acara makan bersama

Sebagaimana riwayat dalam Shahih Al-Bukhari bab makanan ketika tiba dari Safar (At-Tha’am ‘inda al-Qudum).

السَّفَرُ قِطعةٌ من العذاب؛ يمنعُ أحدَكم طعامَه، وشرابَه ونومَه، فإذا قضى أحدُكم نَهْمَتَه فليُعَجِّلْ إلى أهلِه ( رواه البخاري ) أَنَّهُ لَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ نَحَرَ جَزُورًا أَوْ بَقَرَةً ( رواه البخاري )

“Safar adalah sepotong azab (siksaan), yang dapat menghalangi kalian untuk makan, minum, dan tidur. Jika kalian sudah menyelesaikan suatu urusan, hendaklah segera kembali pada keluarganya.” (HR. Al-Bukhari) “Ketika Nabi Saw. tiba (di) Madinah, beliau menyembelih unta atau sapi betina.” (HR. Al-Bukhari). Selesai.

Sumber: Majalah SM No 23-24 Tahun 2019

Link artikel asli

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement