REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berangkat dari Alquran sendiri dan sumber-sumber lain, para ulama terdahulu menamakan Alquran dengan beberapa nama lain selain Alquran. Masing-masing nama menunjukkan makna, keistimewaan, dan tujuan Alquran tersendiri.
Nur Faizin dalam buku Tema Kontroversial Ulumul Quran menjelaskan dua nama lain dari Alquran, yakni Adz-Dzikr dan Kalamullah. Allah SWT berfirman alam Surah An-Nahl ayat 44, "Wa anzalna ilaika adz-dzikra litubayyina linnasi,". Yang artinya, "Dan Kami (Allah SWT) telah menurunkan kepadamu (Muhammad) adz-Dzikr agar kamu menjelaskan kepada manusia,".
Dinamakan dengan Adz-Dzikr karena Allah SWT ingin memberikan pesan tidak langsung kepada manusia bahwa Alquran adalah sebuah peringatan bagi manusia perihal kewajiban dan tugas manusia di bumi. Baik berupa kepercayaan ataupun amal perbuatan, berkaitan dengan Tuhannya maupun sesama makhluk.
Sedangkan dinamakan Kalamullah, dalam Alquran lafadz ini dipakai dalam firman Allah SWT Surah At Taubah ayat 6, "Wa in ahadun minal-musyrikinastajaaraka fa-ajirhu hatta yasma'u kalamallahi,". Yang artinya, "Dan jika seseorang dari orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah dia supaya ia sempat mendengar Kalamullah (Alquran),".
Berangkat dari Alquran sebagai kalam Allah SWT inilah muncul perdebatan panjang antara Muktazilah dan kalangan Ahlussunah seputar Alquran (dengan nama lain Kalamullah) qadim (terdahulu) ataukah hadits (baru).