Jumat 05 Aug 2022 14:57 WIB

Akhlak Bertamu di Rumah

Bertamu di rumah siapa pun, duduk dengan sopan merupakan kewajiban.

Akhlak Bertamu di Rumah
Foto:

Bersama Anak Balita

Sudah kita pahami bahwa salam berisi doa. Oleh karena itu, tidak pantas jika kita meng­ucapkannya dengan bercanda. Berucap salam dengan cara yang benar, merupakan contoh prak­tik-baik yang sangat bermanfaat bagi pendidikan akhlak bertamu pada anak.

Ada kebiasaan tuan rumah yang tidak harus kita ikuti, bahkan ada kebiasaan yang wajib tidak kita ikuti. Kebiasaan tuan rumah yang bertentangan dengan ajaran Islam misalnya menyediakan minuman beralkohol, tentu tidak kita ikuti. Kebiasaannya yang bukan merupakan kebiasaan kita seperti merokok tidak kita ikuti juga.

Berkenaan dengan jamuan, timbul masa­lah: bagaimana halnya jika anak kecil yang bersama kita langsung tertarik dan memin­tanya? Jika hal itu terjadi, orang tua justru mempunyai kesempatan untuk mendidiknya secara langsung. Kebiasaan baik apabila diulang-ulang pasti menjadi praktik-baik yang terekam dengan baik oleh anak.

Setelah dipersilakan menikmati, anak kecil kita utamakan. Kita ambilkan dengan cara yang benar. Jangan sampai mereka mengambil sendiri dengan cara yang tidak baik. Boleh jadi, sudah disediakan sendok untuk mengambil makanan di stoples, tetapi dia mengambilnya dengan tangan.

Lalu, memakannya, tetapi kemudian mengembalikanya ke dalam stoples. Kejadian ini harus dihindari. Jika terlanjur terjadi, nasihatilah dengan baik. Jangan sampai mengatakan, “Ah, kok nakal, sih!” Apalagi, sampai membentak. Makanan yang tidak habis dimakan oleh anak kecil yang bersama kita bertamu, jangan sampai mubazir. Kita dapat saja memakannya. (Tuan rumah yang memuliakan tamunya tentu sangat maklum, selalu tersenyum, dan mengucapkan kata-kata atau doa untuk kebaikan. Bahkan, dia dengan ramah menawarkan, “Siapa yang mengambilkan? Papa, Mama, atau …?” ).

Perlu diketahui bahwa kadang-kadang anak kecil ketika ditawari oleh tuan rumah atau orang tuanya, tidak mau. Tuan rumah dan orang tua yang sudah berpengalaman tidak langsung percaya akan hal itu.

Berkenaan dengan itu, orang tua tidak perlu menolak jika tuan rumah menyiapkan makanan yang dihidangkan untuk dibawa pulang. Bisa terjadi, setelah sampai di rumah, anak memintanya, padahal menolak ketika ditawari. Jika hubungan tamu dengan tuan rumah sangat baik dan jarak tempat tinggal dekat sehingga orang tua dapat datang kembali untuk memintakan makanan tersebut, tidak menjadi masalah.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement