REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ayat 36 Surat Al Isra menyampaikan pesan tentang sebuah pola pikir yang ada dalam realitas manusia. Dari ayat tersebut setidaknya ada dua pola pikir dalam diri manusia.
Yang satu harus dihindari, dan satunya lagi perlu dimiliki. Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS Al Isra ayat 36)
Pola pikir pertama dan yang hars dihindari, adalah pola pikir takhayul yang meyakini khayalan, mengejar kebatilan dan menyimak semua hal yang disampaikan kepadanya. Jelas, pola pikir seperti ini ditolak dalam Islam.
Kedua, pola pikir yang diserukan Islam, yaitu yang didasarkan pada dalil, referensi, rujukan atau petunjuk, dan logika. Ini semua menekankan adanya pengamatan dan penelaahan terhadap berbagai hal yang berwujud, dengan menggunakan perangkat-perangkat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada manusia. Ialah pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Tiga itu adalah perangkat untuk merengkuh ilmu. Allah SWT berfirman:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur." (QS An Nahl ayat 78)
Pendengaran, manusia menggunakannya karena melalui itu informasi bisa sampai kepadanya. Penglihatan, dengannya maka pengamatan dan pengalaman menjadi terbentuk.
Di atasnya pula terdapat bangunan ilmu kosmik. Hati nurani, mengandung makna akal atau pikiran. Dengannya, manusia berpikir logis.
Semua perangkat tersebut merupakan jendela bagi manusia dalam memandang kehidupan ini. Tentang alam semesta, hukum, segala ciptaan Allah SWT, dan larangan serta perintah-Nya.
Tidak sepatutnya manusia mengabaikan semua perangkat itu. Dengan hanya sekadar mengikuti prasangka, curiga, khayalan, rumor dan dusta. Inilah mengapa banyak sekali ayat Alquran yang menyampaikan kalimat, "Apakah kamu tidak mendengar? (afalaa tasma'uun)", "Apakah kamu tidak memperhatikan? (afalaa tubsiruun)", dan "Apakah kamu tidak memahami? (afalaa ta'qiluun)".
Perbedaan orang beriman yang mendapat petunjuk dan orang kafir yang sesat, terletak pada penggunaan perangkat-perangkat ilmu itu. Mereka yang sesat adalah mereka yang menghalangi alat-alat ilmu dan petunjuk yang diberikan kepada mereka.
Dampaknya, akal mereka tidak terpakai. Begitu pun mata dan telinganya. Tidak berguna. Pada akhirnya menjadi seperti binatang ternak, bahkan lebih parah. Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS Al Araf ayat 179)
Ayat tersebut menyampaikan pesan sekaligus peringatan agar jangan mengabaikan tiga perangkat ilmu yaitu telinga, mata, dan akal.
Kandungan dalam Surat Al-Isra ayat 36, "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui...", berarti bahwa jangan pernah mengikuti apa yang tidak kita ketahui. Dan jangan mengejar suatu hal yang berdiri di atas kecurigaan, khayalan dan takhayul.
Seorang Muslim mengemban tanggung jawab dalam menggunakan pendengaran, penglihatan, dan akal yang telah dianugerahkan Allah SWT. Dia akan meminta pertanggungjawaban atas penggunaan tersebut. "...Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS Al Isra ayat 36)
Sumber: fiqhislamonline