REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ada sejarah dan juga maksud terkait mengapa bulan Muharram menjadi bulan yang suci dalam Islam. Muharram merupakan bulan suci selain tiga bulan suci yang lain yakni Rajab, Dzulqaidah dan Dzulhijjah.
Sedangkan pada bulan ini adalah bulan Muharram yang merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah atau tahun baru Islam.
Namun mengapa hanya empat bulan itu yang menjadi bulan suci?
Bagi bangsa Arab di masa awal Islam, di empat bulan suci itu dilarang berperang. Empat bulan suci ini agar mereka bisa fokus dalam pelaksanaan ibadah haji dan umroh. Bulan Dzulqaidah menjadi bulan suci karena merupakan waktu persiapan melaksanakan haji pada bulan berikutnya, bulan Dzulhijjah.
Sedangkan bulan Muharram, adalah momen pulangnya jamaah setelah melaksanakan ibadah haji. Dengan pengharaman perang pada bulan Muharram, perjalanan pulang haji para jamaah pun menjadi aman hingga sampai ke rumahnya.
Bulan Rajab sendiri adalah bulan suci yang dianjurkan bagi seorang Muslim untuk menunaikan ibadah umroh. Meskipun mayoritas ulama berpendapat bahwa Rasulullah SAW tidak melakukan umroh di bulan Dzulqoidah. Namun, ada riwayat shahih yang menyebut umrohnya Nabi SAW pada bulan Rajab, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Umar RA.
Dia berkata, "Nabi SAW pernah melakukan umroh sebanyak empat kali dan salah satunya (dilaksanakan pada) pada bulan Rajab." (HR Bukhari dan Muslim)
Umat Muslim dituntut untuk senantiasa memuliakan berbagai hal yang disucikan Allah SWT. Orang yang beriman memuliakan apa yang dimuliakan Allah SWT, menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan senantiasa meningkatkan amal ibadah terutama di waktu-waktu yang disucikan Allah SWT. Sebab beribadah di empat bulan suci itu, termasuk bulan Muharram, lebih dijamin Allah SWT.
Al-Qurthubi mengatakan, Allah SWT mengkhususkan empat bulan suci itu dengan ibadah-ibadah dzikir sebagai perwujudan seorang hamba dalam mengingat-Nya. Allah SWT juga melarang hamba-Nya untuk berbuat zalim pada empat bulan itu dan memuliakannya, meski perbuatan zalim dilarang setiap saat.
Allah SWT berfirman, "Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati." (QS Al-Hajj ayat 32)