Rabu 20 Jul 2022 05:00 WIB

Ibnu Bajjah Sumbangkan Karya Intelektual yang Pengaruhi Galileo hingga Newton

Ibnu Bajjah dikenal sebagai sosok yang juga mahir dalam ilmu sains

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Kutub utara Planet Mars. Ibnu Bajjah dikenal sebagai sosok yang juga mahir dalam ilmu sains
Foto: cnsa
Kutub utara Planet Mars. Ibnu Bajjah dikenal sebagai sosok yang juga mahir dalam ilmu sains

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Ibnu Bajjah memiliki andil yang signifikan untuk perkembangan sains dalam sejarah peradaban Islam. Salah satu bidang yang dikajinya adalah astronomi. Seorang ilmuwan Yahudi dari Andalusia, Musa bin Maimun mengomentari kepiawaian pendahulunya itu. 

Sosok yang bernama Latin Maimonides tersebut menyatakan, “Saya pernah mendengar Ibnu Bajjah telah menemukan sebuah sistem yang tak menyebut terjadinya epicycles. Saya belum pernah mendengar itu dari muridnya. Di antara sumbangsihnya adalah mengkritik sistem Ptolemaik dalam ilmu perbintangan.” 

Baca Juga

Ibnu Bajjah juga mengungkapkan teorinya tentang Galaksi Bima Sakti. Menurut cendekiawan Muslim dari era Murabithun itu, galaksi tersebut merupakan sebuah fenomena luar angkasa yang terjadi di atas bulan dan wilayah sub-bulan. Pendapatnya itu dicatat dalam Ensiklopedia Filsafat Stanford sebagai berikut. 

Bima Sakti adalah cahaya bintangbintang yang sangat banyak yang nyaris berdekatan satu dengan yang lainnya. Cahaya kumpulan bintang itu membentuk sebuah 'khayal muttasil' (gambar yang berkelanjutan). Adapun khayal muttasil itu tidak lain adalah hasil dari pembiasan (refraksi). 

Guna mendukung penjelasannya itu, Ibnu Bajjah melakukan pengamatan atau observasi terhadap dua planet, yakni Jupiter dan Mars. Penelitian ini dilakukannya pada 500 H/1106 M. Tidak hanya astronomi, tetapi juga fisika. Ia berhasil mengungkapkan hukum gerakan. 

Prinsip-prinsip yang dikemukakannya itu menjadi dasar bagi pengembangan ilmu mekanik modern berabad kemudian. Pemikirannya dalam bidang keilmuan ini terbukti memengaruhi banyak fisikawan Barat abad pertengahan, seperti Galileo Galilei. 

Tak heran, jika ilmuwan dari Italia itu mengemukakan hukum kecepatan yang sangat mirip dengan yang pernah dipaparkan Ibnu Bajjah. Alim dari Sarqusthan itu merumuskan bahwa kecepatan sama dengan gaya gerak yang dikurangi resistensi materi. 

Di samping itu, ia juga menjadi yang pertama dalam memaparkan, selalu ada gaya reaksi untuk setiap gaya aksi. Ratusan tahun kemudian, pemaparan demikian mengilhami Isaac Newton dalam mengonsep hukum gerak.    

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement