REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran dalam Surat Taha ayat 44 menceritakan bahwa Firaun diberi kesempatan untuk bertobat ketika Nabi Musa dan Harun diperintahkan untuk menemui Firaun yang telah melampaui batas.
Nabi Musa dan Harun diperintahkan untuk mengajak Firaun alaihimassalam bertobat dan kembali ke jalan Allah SWT.
Namun, sebagaimana diketahui, Firaun menolak ajakan bertobat itu. Hingga pada akhirnya ia dibinasakan.
فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى "Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Firaun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut." (QS Taha ayat 44)
Ayat ini mengandung arti, "Wahai Nabi Musa dan Harun, pergilah kamu berdua kepada Firaun yang sombong itu dengan bekal mukjizat dari-Ku karena dia benar-benar telah melampaui batas dalam kedurhakaannya. Begitu berhadapan dengannya, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut. Ajaklah dia beriman kepada Allah dan serulah pada kebenaran dengan cara yang baik. Mudah-mudahan dengan cara demikian dia menjadi sadar atau takut pada azab Allah bila terus durhaka."
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini Allah SWT mengajarkan kepada Musa dan Harun alaihimasssalam bagaimana cara menghadapi Firaun. Yaitu dengan kata-kata yang halus dan ucapan yang lemah lembut.
Seseorang yang dihadapi dengan cara berkata halus dan ucapan yang lemah lembut, akan terkesan di hatinya dan akan cenderung menyambut baik serta menerima dakwah dan ajakan yang diserukan kepadanya.
Cara yang bijaksana seperti ini telah diajarkan pula kepada Nabi Muhammad SAW oleh Allah, sebagaimana firman-Nya.
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (QS An Nahl ayat 125)
Sebaliknya kalau seseorang itu dihadapi dengan kekerasan dan dengan bentakan, jangankan akan takluk dan tunduk, justeru dia akan menentang dan menjauhkan diri, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT ini.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ "Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu." (QS Ali Imran ayat 159)
Selain petunjuk Allah SWT kepada Musa dan saudaranya Harun, agar mereka bersikap santun menghadapi Firaun, juga diajarkan kata-kata yang akan disampaikan Musa kepada Firaun, sebagaimana dikisahkan Allah SWT di dalam firman-Nya.
فَقُلْ هَلْ لَكَ إِلَىٰ أَنْ تَزَكَّىٰ وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخْشَىٰ “Maka katakanlah (kepada Firaun), "Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan), dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar engka’’’u takut kepada-Nya?" (QS An Naziat 18-19)
Dengan cara dan kata-kata yang demikian itu diharapkan Firaun dapat menyadari kesesatannya, dan takut kepada azab yang akan ditimpakan kepadanya apabila dia tetap membangkang.