Ahad 17 Jul 2022 22:17 WIB

3 Karunia Besar yang Diberikan Allah SWT kepada Nabi Musa Saat Masih Kecil

Allah SWT memberikan kasih sayang-Nya kepada Nabi Musa alaihissalam

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Sungai Nil yang membelah kota Kairo, Mesir. Allah SWT memberikan kasih sayang-Nya kepada Nabi Musa alaihissalam
Foto: Republika/Rusdi Nurdiansyah
Sungai Nil yang membelah kota Kairo, Mesir. Allah SWT memberikan kasih sayang-Nya kepada Nabi Musa alaihissalam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran menerangkan bahwa Nabi Musa alaihissalam sejak bayi sudah mendapat limpahan kasih sayang dari Allah SWT.  

Karena limpahan kasih sayang tersebut, orang-orang yang melihat Nabi Musa alaihissalam akan merasa kasih sayang kepadanya, bahkan Nabi Musa alaihissalam bisa diasuh keluarga Firaun manusia kejam yang tidak mengenal perikemanusiaan itu. Hal ini dijelaskan dalam Surat Taha ayat 39.  

Baca Juga

اَنِ اقْذِفِيْهِ فِى التَّابُوْتِ فَاقْذِفِيْهِ فِى الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِّيْ وَعَدُوٌّ لَّهٗ  ۗوَاَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّيْ ەۚ وَلِتُصْنَعَ عَلٰى عَيْنِيْ ۘ

"(Ilham itu adalah perintah Kami kepada ibumu) ‘Letakkanlah dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Maka, biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi. Dia akan diambil oleh (Firaun) musuh-Ku dan musuhnya.' Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang dari-Ku, dan agar engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku." (QS Taha ayat 39)

Ayat ini mengandung arti bahwa Allah SWT mengilhamkan kepada ibu Nabi Musa agar metakkanlah bayi (Musa), di dalam peti, kemudian menghanyutkan dia ke sungai Nil yang mengalir tidak begitu deras. 

Ketika arus menghanyutkannya, maka biarlah aliran air sungai itu membawanya ke tepi sungai yang melewati istana Firaun. Ketika saat itu tiba, dia (bayi Musa) akan diambil Firaun, penguasa Mesir yang merupakan musuh-Ku (musuh Allah) dan musuhnya (Musa nantinya). 

“Wahai Nabi Musa, ketahuilah bahwa Aku (Allah) telah melimpahkan kepadamu begitu banyak kasih sayang yang datang dari-Ku sehingga siapa saja yang memandangmu akan tertarik dan menyayangimu. Kami anugerahkan itu semua kepadamu untuk kebaikanmu dan agar engkau diasuh dengan cara terhormat di bawah pengawasan-Ku.”

Tafsir Kementerian Agama menerangkan ayat ini menceritakan ketika ibu Musa dalam keadaan panik, maka dia diperintahkan Allah SWT supaya menaruh anaknya di dalam peti yang dibuat rapi dan kuat, kemudian melemparkannya ke sungai Nil.

Perintah ini dilaksanakan ibu Musa dengan segera yang akhirnya peti itu jatuh ke tangan Firaun, musuh Allah SWT dan musuh Musa sendiri pada waktu mendatang. 

Diriwayatkan bahwa pada suatu senja Firaun dan istrinya duduk santai di tepi sungai Nil, tiba-tiba terlihat olehnya sebuah peti tidak jauh dari tempatnya.

Disuruhnyalah dayang-dayangnya mengambil peti itu dan membawanya ke hadapannya. Ketika peti itu dibuka kelihatanlah seorang bayi laki-laki yang rupawan. Alangkah senangnya istri Firaun melihat bayi itu. Kasih sayang dan cintanya pun kepada bayi itu sangat mendalam. 

Maka diambilnyalah bayi itu dan dipelihara serta dididik di istananya. Inilah karunia yang pertama. Karunia yang kedua adalah Allah SWT telah melimpahkan kasih sayang yang tulus kepada Musa dan kasih itu telah ditanamkan ke dalam setiap hati orang. 

Siapapun yang memandang kepada Musa alaihissalam akan merasa kasih sayang kepadanya. Jadi tidak heran kalau Firaun dan istrinya merasa sayang dan cinta kepada Musa sehingga istrinya berkata kepada suaminya, sebagaimana tercantum di dalam Alquran: 

 وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰ أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

"Dan istri Firaun berkata, '(dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak,' sedang mereka tidak menyadari." (QS Al Qasas ayat 9) 

Karunia ketiga adalah diasuhnya Musa di istana Firaun di bawah pengawasan dan pengamatan Allah serta dijaganya dari segala hal yang akan mengganggunya, ketika Musa alaihissalam diasuh keluarga Firaun manusia kejam yang tidak mengenal perikemanusiaan itu.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement