Jumat 15 Jul 2022 09:49 WIB

Memuliakan Tamu, Bagaimana Caranya?

Memelihara silaturahim merupakan salah satu perintah Allah.

Ilustrasi Bersilaturahim. Memuliakan Tamu, Bagaimana Caranya?
Foto:

Beberapa hal yang perlu dipahami berkait dengan menjamu tamu adalah

  1. menjamu tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga, tetapi bermaksud untuk mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Nabi sebelum beliau, dengan niat memberikan kegembiraan kepada tamu, terutama kepada sesama muslim;
  2. mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu sebab hal tersebut merupakan penghor­matan baginya;
  3. mendahulukan tamu yang sebelah kanan daripada yang sebelah kiri. Hal ini dilakukan apabila para tamu duduk dengan tertib;
  4. mengangkat makanan yang dihidangkan jika tamu selesai menikmatinya,
  5. mengajak tamu berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan,

Tentu saja jika tamu hadir pada hari-hari puasa sunah misalnya enam hari pada bulan Syawal, Senin-Kamis, Arafah, atau asy-Syura, kita tanya apakah dia berpuasa atau tidak. Jika tidak, sedangkan kita berpuasa, sebaiknya kita membatalkan puasa. Jika tamu itu berpuasa, kita doakan. Sangat bagus jika kita jamu berbuka.

Kemungkinan ada tamu yang perlu bermalam. Berkenaan dengan itu, kita sediakan segala seuatu yang diperlukannya seperti kamar tidur dengan kelengkapannya yang pantas, jamuan,  sarana beribadah, dan kamar mandi.

Dalam keadaan darurat, mungkin untuk tamu perlu kita sediakan perlengkapan mandi dari handuk sampai sikat gigi. Kita siapkan handuk yang bersih, rapi, dan kering (baru diambil dari almari) dan kita siapkan sikat gigi baru. Kita usahakan tidak tidur sebelum dia tidur. Hal sangat penting juga adalah tidak mengeluhkan kehadirannya.

Kepada tamu yang memberikan oleh-oleh, kita ucapkan “Alhamdulillah”, terima kasih, dan doa memperoleh barakah” bukan “Ah, repot-repot.” Jika memerlukan jemputan, kita jemput. Mungkin ada tamu yang perlu kita jemput di bandara, stasiun kereta api, pelabuhan, terminal bus, atau di tempat strategis lainnya.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement