Rabu 13 Jul 2022 19:04 WIB

Kisah Si Kaya Raya Pemabuk, Budak Tulus, dan Doa Sufi yang Mustajab  

Pemabuk yang kaya raya bertobat berkat doa dari seorang ulama sufi

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi pemabuk yant tobat. Pemabuk yang kaya raya bertobat berkat doa dari seorang ulama sufi
Foto:

Sejurus kemudian, Manshur mengangkat kedua tangannya dan menggumamkan doa. Sesudah itu, si budak pamit untuk kembali ke rumah tuannya. Sesampainya di tujuan, ia mendapati majikannya sudah di depan pintu. Raut wajah pemuda kaya raya itu seperti menahan amarah.

“Ke mana saja kamu!? Lama sekali! Dan mana buahnya?” hardiknya. “Saya tadi berjumpa dengan Manshur bin Ammar,” jawab si pembantu. 

Lantas, ia menceritakan bagaimana 4 dirham disedekahkan kepada sufi tersebut serta empat doa yang dipanjatkan. 

Mendengar penjelasan itu, meredalah emosi sang majikan. Lalu, apa saja keempat doa itu? tanyanya. “Pertama, saya memohon kepada Allah agar saya dibebaskan dari perbudakan,” ujar si budak. 

“Sungguh, saya memerdekakanmu. Engkau sekarang bebas karena Allah Ta'ala,” sahut si pemuda, “Lantas apa doamu yang kedua?”  

“Saya berdoa, semoga Allah mengganti 4 dirham itu.” 

“Bagimu 4 dirham,” ucap remaja Muslim tersebut sembari memberikan uang yang dimaksud, “Kemudian, apa doa berikutnya?” “Saya memohon kepada Allah agar Dia menerima tobatmu.” 

Seketika, si majikan tertunduk lesu. Air mata meleleh, membasahi pipinya. Pemuda Muslim itu segera masuk ke dalam ruangan, menyingkirkan dan memecahkan semua gelas arak. ‘

“Ya Allah, aku bertobat kepada- Mu. Aku berjanji tidak akan mengulangi perbuatan maksiat ini selamanya!” kata orang kaya itu sembari mengangkat kedua tangannya.

Baca juga: India Tangkap Tersangka Pemenggal Kepala Warga Hindu Pro Penghinaan Nabi   

Terakhir, “”Saya memohon agar Allah bersedia memberikan ampunan-Nya untukku, untukmu, serta semua kawanmu yang hadir di rumah ini.” 

“Sungguh, itu bukan wewenangku. Hanya Allah, Zat Yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang (yang bisa mengabulkan itu),” ucap si pemuda. 

 

Sesudah itu, keduanya berpisah. Pada malam hari, sang majikan bermimpi dalam tidurnya. Ia mendengar suara yang berseru kepadanya, “Sungguh, engkau telah melakukan apa-apa yang menjadi wewenangmu. Dan, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengampunimu, si pelayan, semua orang yang hadir, dan Manshur bin Ammar.”      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement