REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pilihan untuk menjadi seorang vegetarian telah banyak yang mempraktikkannya saat ini. Beberapa memilih menjadi vegetarian karena kepercayaan, ada juga yang sebagai gaya hidup bahkan alasan menjaga lingkungan.
Namun dalam tinjauan seorang Muslim yang tindakannya berpedoman kepada aturan Allah SWT dan Rasul-Nya, bolehkah melakukan kebiasaan ini?
Dilansir dari About Islam, Sabtu (9/7/2022), ada sebuah hadist yang menjelaskan keutamaan istri Nabi, sayyidah Aisyah RA. Namun hadist ini akan ditanggapi berbeda oleh orang-orang vegetarian.
Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Keutamaan 'Aisyah terhadap wanita lain adalah seperti keutamaan Tharid terhadap makanan lainnya.” (HR. Bukhari)
Ketika seseorang pertama kali membaca Hadist di atas, tampaknya tidak kontroversial dan hanya menghormati seorang wanita Muslim yang kuat. Namun, seorang vegetarian yang membacanya mungkin mengalami kesulitan menerima kenyataan bahwa Nabi sendiri (SAW) mengangkat hidangan daging ke peringkat yang tinggi di antara makanan.
Tharid sendiri ialah sejenis makanan yang terbuat dari daging dan roti yang dibuat bubur dan berkuah dan itu adalah sebuah makanan yang menjadi makanan yang sangat diminati penduduk Arab.
Di sisi lain, Yahya telah meriwayatkan sebuah hadits yang mungkin menyenangkan para vegetarian. Dikatakan bahwa Umar ibn al-Khattab RA berkata, “Waspadalah terhadap daging. Ini memiliki kecanduan seperti kecanduan anggur.”
Dalam hadits ini, tampaknya daging tidak memiliki derajat yang begitu tinggi. Sebaliknya, tampaknya menjadi salah satu makanan terburuk yang bisa kita konsumsi.