Senin 11 Jul 2022 12:01 WIB

Rumah Yatim Muhammadiyah di Masa Kolonial

Muhammadiyah memiliki kekuatan finansial dalam mengorganisir panti asuhannya.

Logo Muhammadiyah. Rumah Yatim Muhammadiyah di Masa Kolonial
Foto:

Yang juga patut digarisbawahi adalah kekuatan finansial Muhammadiyah dalam mengorganisir panti asuhannya pada masa itu. Ini tampak dalam sebuah artikel mengenai usaha pemeliharaan orang miskin di Tegal yang dimuat di koran Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indië tanggal 18 Februari 1939.

Di sana, koresponden koran ini di Tegal menulis sebuah berita bertajuk ‘Armenzorg in de Gemeente Tegal’ (Usaha Pemeliharaan Orang-orang Yang Kurang Beruntung di Tegal). Di salah satu bagiannya ia menyebutkan:

Het Moh. Weeshuis (Roemah Jatim) van Moehammadijah is in 1937 en 1938 ook betrokken geweest bij de gemeentelijke armenbedeeling, doch deze vereeniging kon zich in hoofdzaak zelf bedruipen, zoodat de door de gemeente verleende steun niet groot behoefde te zijn.

De subsidieering wordt o.a. afhankelijk gesteld van de eigen inkomsten, welke verkregen zijn.

(Panti Asuhan [Rumah Yatim] Muhammadiyah juga ambil bagian dalam administrasi yang berkenaan dengan orang miskin di kotapraja pada tahun 1937 dan 1938, tetapi perkumpulan ini terutama sekali mampu menghidupi dirinya sendiri, sehingga dukungan yang diberikan oleh pemerintah kotapraja tidak harus besar.

Subsidi tersebut, antara lain, bergantung pada pendapatan sendiri yang diperolehnya)

Dari kutipan berita di atas dapat diketahui bahwa kemampuan keuangan Muhammadiyah dalam hal pengadaan panti asuhan ini bahkan mendapat apresiasi dari kalangan orang Belanda sendiri. Kemampuan keuangan Muhammadiyah dalam mengurus panti asuhannya membuatnya hampir sepenuhnya mandiri dari subsidi dari pemerintah kotapraja, setidaknya di Tegal.

Sumber: Majalah SM Edisi 11 Tahun 2021

 

Link artikel asli

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement