Jumat 08 Jul 2022 16:45 WIB

Sisi Lain Maksiat dan 13 Hikmahnya Menurut Ibnu Qayyim  

Maksiat mempunyai sejumlah hikmah jika direnungkan dengan baik

Ilustrasi tobat dari maksiat. Maksiat mempunyai sejumlah hikmah jika direnungkan dengan baik
Foto:

Oleh : Ustadz Yendri Junaidi Lc MA, dosen STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, alumni Al-Azhar Mesir

Kedua, menyadarkan hamba akan kemahaagungan Allah SWT, bahwa kehendak-Nya juga yang akan berlaku. 

Ketiga, menyadarkan hamba akan kebutuhannya kepada Sang Pencipta, bahwa tanpa penjagaan dari-Nya tentu dia sudah dirobek-robek setan. 

Keempat, Allah SWT ingin menyempurnakan maqam (level) adz-dzul (kehinaan) dan al-inkisar (kerendahan) pada diri hamba-Nya karena ketika seorang hamba hanya menyaksikan kesalehannya saja maka dia akan merasa bersih dan mengira bahwa dia sudah sampai ke maqam ini dan itu. 

Tapi ketika dia diuji dengan dosa dia akan merasa hina dan rendah.  Dalam konteks inilah hikmah Imam Ibnu ‘Athaillah as-Sakandariy رحمه الله : 

رُبَّ مَعْصِيَةٍ أَوْرَثَتْ ذُلاًّ وَانْكِسَارًا خَيْرٌ مِنْ طَاعَةٍ أَوْرَثَتْ عِزًّا وَاسْتِكْبَارًا  

“Terkadang maksiat yang melahirkan rasa hina dan rendah lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan ketinggian dan kesombongan.” )  

Kelima, menyadarkan hamba betapa luasnya sayang, santun, dan kasih Allah سبحانه وتعالى ketika dosa dan maksiatnya ditutupi. Allah SWT bisa saja menyegerakan azab saat ia berdosa, atau membuat aibnya tersebar di kalangan manusia. Tapi itu tidak Dia lakukan. 

Keenam, menyadarkan hamba bahwa tidak ada cara selamat kecuali dengan kemaafan dan ampunan Allah سبحانه وتعالى, bukan dengan amal dan kesalehannya. 

Ketujuh, iqamatul hujjah ‘ala al-‘abd (mendirikan hujjah terhadap seorang hamba sehingga tidak ada lagi alasan yang bisa dia kemukakan) bahwa kalau Dia mengazab maka hal itu karena kemahaadilan-Nya, dan yang Dia maafkan jauh lebih banyak. Seorang tokoh tabi’in terkenal bernama Ahnaf bin Qais berkata: 

اللهم إِنْ تَغْفِرْ لِي فَأَنْتَ أَهْلٌ لِذَاكَ وَإِنْ تُعَذِّبْنِي فَأَنَا أَهْلٌ لِذَاكَ

“Ya Allah, jika Engkau ampuni aku maka Engkau yang pantas untuk itu, dan jika Engkau azab aku maka aku memang pantas mendapatkan itu.”   

Baca juga: India Tangkap Tersangka Pemenggal Kepala Warga Hindu Pro Penghinaan Nabi   

Kedelapan, Allah SWT ingin mencabut akar kesombongan ketaatan dari diri seorang hamba dan menyelamatkannya dari penyakit paling berbahaya al-kibr (sombong). Rasulullah SAW bersabda : 

لَوْ لَمْ تُذْنِبُوْا لَخِفْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ ؛ الْعُجْبُ 

“Kalau kalian tidak berdosa, sungguh aku mengkhawatirkan hal yang lebih berbahaya dari dosa yaitu ‘ujub.” 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement