REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO–Dalam waktu hanya menghitung hari, salah satu hari mulia umat Muslim, yakni hari Arafah akan segera datang. Pada hari inilah dilaksanakan ritual wukuf di Arafah yang merupakan rukun haji terpenting dan dilaksanakannya puasa Arafah bagi umat Muslim non jamaah haji.
Tapi bagaimana sebenarnya sejarah hari Arafah ini? mengapa dinamakan hari Arafah? Mengapa hari ini menjadi istimewa?
Dilansir dari Elbalad, Selasa (5/7/2022), hari Arafah dinamakan demikian karena beberapa alasan yang melandasinya.
Seperti hari ini merupakan waktu dilaksanakannya wukuf di Arafah. Namun ada beberapa alasan lain terkait penamaan tersebut:
Pertama, Nabi Ibrahim alaihissalam mengetahui perintah Allah SWT
Secara bahasa, arafah berarti mengetahui. Jadi pada hari Arafah ini, Nabi Ibrahim AS mengetahui bahwa penglihatannya terkait perintah untuk menyembelih anaknya Ismail AS adalah benar dari Allah SWT.
Nabi Ibrahim AS sebelumnya melihat dalam tidurnya, di malam tarwiyah atau 8 Dzulhijjah, menyembelih Ismail AS. Lalu pada hari selanjutnya, yakni 9 Dzulhijjah atau hari Arafah ini Nabi Ibrahim AS mengetahui bahwa pengelihatan dan perintah Allah SWT adalah benar.
Kedua, hari itiraf atau pengakuan dosa
Hari ini juga disebut sebagai hari Arafah karena pada hari ini dan di tempat tersebut, para jamaah haji melakukan itiraf (bentuk kata lain dari Arafah dalam bahasa Arab) atau pengakuan dari dosa-dosanya. Mereka mengakui semua dosa-dosa yang telah diperbuat dan memohon kepada Allah SWT agar diampuni dosanya.
Ketiga, hari pertemuan Nabi Adam AS dan Hawa
Setelah Nabi Adam AS dan Hawa diturunkan dari surga, mereka terpisah sekian lamanya sejak saat itu. Lalu keduanya baru bisa bertemu saat di bukit Arafah yang juga diabadikan sebagai nama dari tempat tersebut.
Pada hari ini, Nabi Adam AS dan Hawa saling bertemu dan Arafah atau mengetahui keberadaan masing-masing