REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kisah yang diriwayatkan Al-Baihaqi, disebutkan bahwa suatu ketika, Abu Bakar RA di masa awal kepemimpinannya sebagai khalifah, hendak pergi ke pasar. Lalu di perjalanan ia bertemu Umar bin Khattab RA.
Umar pun bertanya kepada Abu Bakar, "Hendak pergi ke mana?" Abu Bakar menjawab bahwa dia ingin pergi ke pasar. Umar pun mempertanyakan kesibukan dagang Abu Bakar sebab ia harus mengurus umat.
Abu Bakar menjelaskan, kesibukannya berdagang adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Mendengar hal tersebut, Umar mengajak Abu Bakar untuk menemui Abu Ubaidah RA, sahabat Nabi yang dijuluki sebagai orang kepercayaan umat Muslim. Dia pulalah yang mengurus baitul maal.
Alhasil, diputuskanlah mengenai besaran upah untuk Abu Bakar sebagai khalifah dengan tujuan agar Abu Bakar bisa fokus mengurus umat. Selama dua tahun setengah masa kepemimpinannya, Abu Bakar menghabiskan 8.000 dirham.
Abu Bakar juga menyampaikan wasiat kepada putrinya, Aisyah, agar upah dari baitul maal yang telah digunakannya itu dikembalikan ke baitul maal. Dalam kisah yang di diriwayatkan dari Hasan al-Basri, Abu Bakar menjelang wafat berkata, "Lihatlah berapa banyak harta Allah SWT yang telah aku habiskan."
Lalu diketahui bahwa selama dua tahun setengah memimpin sebagai khalifah, Abu Bakar telah menghabiskan 8.000 dirham. Maka sebesar itulah yang dikembalikan ke Baitul maal.
Dalam riwayat Anas RA disebutkan, setelah wafat, Abu Bakar tidak meninggalkan dinar maupun dirham, kecuali seekor unta betina, sebuah mangkuk, dan seorang hamba sahaya. Ada riwayat yang menyebut Abu Bakar hanya meninggalkan satu permadani dan riwayat lain menyebut hanya satu selimut penutup tubuh.
Setelah barang-barang peninggalan Abu Bakar itu diterima oleh Umar bin Khattab, dia berkata, "Semoga Allah SWT merahmati Abu Bakar. Sungguh ia telah menunjukkan jalan yang sulit diikuti oleh para penggantinya."
Soal pemanfaatan harta, Alquran telah mengajarkan untuk tidak memberikan harta kepada orang-orang yang tidak pandai dalam memanfaatkannya. "Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik." (QS An-Nisa ayat 5)