REPUBLIKA.CO.ID, — Islam mengajarkan umatnya agar selalu menjadi pribadi yang dapat dipercaya. Salah satu tolok ukur dalam menentukan ada atau tidaknya sifat tersebut adalah kemampuan untuk menjaga amanah. Dalam bahasa sehari-hari, amanah berarti sikap bertanggung jawab.
Jika bertanggung jawab atas tugas-tugasnya, ia dipandang sebagai sosok yang bisa dipercaya. Sebaliknya, kalau lepas tanggung jawab, ia cenderung pada sifat khianat.
Amanah juga dekat dengan makna menepati janji karena itu, seorang pemimpin akan mudah menuai simpati rakyat bila dirinya menunaikan janji-janji yang telah diucapkannya.
Setidaknya ada tiga alasan mengapa sikap amanah penting untuk senantiasi dijalankan seorang Muslim yaitu sebagai berikut:
Pertama, ciri ketakwaan
Menjalankan amanah bermakna melaksanakan perintah Allah. Dan, itulah salah satu ciri ketakwaan seseorang. Sebaliknya, kalau menunjukkan sifat khianat, hal itu menandakan pembangkangan terhadap perintah-Nya.
Dan tempat-kembali bagi manusia yang durhaka kepada Allah SWT adalah neraka. Na'udzubillahi min dzalik. Allah SWT berfirman dalam Surat An Nisa ayat 58:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Mahamendengar lagi Mahamelihat.”
Kedua, teladani Rasulullah SAW
Salah satu dari keempat sifat nabi adalah amanah. Rasulullah SAW semasa mudanya dijuluki sebagai "Al-Amin." Dengan perkataan lain, bahkan sebelum dirinya diangkat menjadi utusan Allah SWT, Muhammad SAW begitu bisa dipercaya masyarakat. Ketika menyerukan syiar Islam, berbondong-bondong orang banyak mengikutinya.
Sebab, mereka sudah amat yakin pada kelurusan sifatnya. Maka dari itu, seorang Muslim yang senantiasa lurus dalam menjaga amanah sesungguhnya sedang meniru suri teladan Rasul SAW. Karakteristik tersebut hendaknya selalu ada dalam diri siapapun yang mengaku sebagai umat beliau.
Ketiga, watak manusia. Simaklah Alquran Surat Al Ahzab ayat 72 berikut ini:
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh."
Salah satu watak manusia yang juga menjadi kelemahannya adalah lalai terhadap amanah. Manusia adalah khalifah Allah SWT di muka bumi. Betapa banyak orang yang justru merusak lingkungan dan harmoni. Apa-apa yang dilakukannya adalah mengkhianati amanah yang dititipkan Allah SWT kepadanya.