Kamis 16 Jun 2022 13:59 WIB

Jokowi Ajak Jerman Investasi di Sektor Transisi Energi

Jokowi juga mendorong Jerman meningkatkan investasi di industri berteknologi tinggi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier (kiri) di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/6/2022). Kunjungan kenegaraan Presiden Republik Federal Jerman tersebut berlangsung dalam rangka peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia Jerman yang terbentuk sejak 1952.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier (kiri) di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/6/2022). Kunjungan kenegaraan Presiden Republik Federal Jerman tersebut berlangsung dalam rangka peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia Jerman yang terbentuk sejak 1952.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dalam kunjungan kenegaraannya ke Indonesia, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/6/2022). Jokowi mengatakan, diperlukan kolaborasi antara G20 di bawah Presidensi Indonesia dan G7 di bawah keketuaan Jerman.

Karena itu, Jokowi mendorong kontribusi Jerman dan negara-negara G7 di sektor transisi energi.

Baca Juga

“G20 dan G7 mempunyai prioritas yang sama yaitu transisi energi. Saya mengundang kontribusi Jerman dan negara-negara G7 dalam berbagai pengetahuan dan teknologi, serta akses pendanaan,” kata Jokowi dalam pernyataan pers bersama Presiden Steinmeier.

Selain mengundang Jerman untuk berkontribusi di sektor transisi energi, Jokowi juga mendorong Jerman meningkatkan investasinya di industri berteknologi tinggi. Seperti investasi di sektor kendaraan listrik dari hulu hingga hilir.

Jokowi juga mengajak Jerman untuk mengembangkan pabrik semi konduktor di Indonesia dan menjadikan industri ini bagian dari rantai pasok chip global.

“Dan untuk berinvestasi di kawasan-kawasan industri hijau di Indonesia, saya menyampaikan kembali tawaran Indonesia kepada Jerman untuk membangun Jerman Industrial Quarter di salah satu kawasan industri di Indonesia,” kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga mengajak Jerman untuk mendukung pembentukan Energy Transition Financing dan pasar karbon di Indonesia, serta kerja sama riset di bidang energi hydrogen dan mobil listrik. Dalam pertemuan bilateral ini, kedua pemimpin negara juga sepakat memperkuat kerja sama perubahan iklim.

Jokowi menyampaikan apresiasinya atas dukungan Jerman dalam pembangunan green infrastructure initiative yang senilai 2,5 miliar Euro serta integrasi transmisi hijau di Sulawesi Utara yang senilai 150 juta Euro dan pilot project pengembangan energi geotermal senilai 300 juta Euro.

“Saya mengajak Jerman menjadi mitra Indonesia dalam mengolah potensi-potensi sumber-sumber energi baru terbarukan di Indonesia,” ujar dia.

Dalam pertemuan bilateral ini, Jokowi juga menekankan pentingnya kerja sama di industri 4.0, khususnya percepatan pengembangan SDM. Menurut Jokowi, kunjungan kenegaraan Presiden Jerman ke Indonesia ini menunjukan kedekatan hubungan antara kedua negara.

Bagi Jokowi, Presiden Steinmeier bukan merupakan orang baru. Keduanya sebelumnya pernah bertemu di Jakarta pada 2014 lalu saat Steinmeier masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

Tampak hadir dalam acara ini yakni Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Ngurah Swajaya, serta Direktur Eropa II Kemenlu Winardi Hanafi Lucky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement