REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 13 abad yang lalu, umat Islam memulai kampanye militer ke India untuk menumpas perompak India yang menyerang kapal-kapal dagang Arab dan menyerang penguasa Sindh yang membantu Persia melawan umat Islam dalam Pertempuran Qadisiyyah yang terjadi pada 16 Hijriyah atau 637 Masehi.
Kampanye lainnya berlanjut sampai penaklukan yang terorganisir pertama terjadi pada masa kekhalifahan Umayyah, di bawah komando Jenderal kekhalifahan Umayyah, Mohamed bin Al Qasim Al Thaqafi di Sindh dan Punjab pada 92 Hijriyah atau 710 Masehi. Penaklukan itu dilakukan sebagai balas dendam terhadap raja Sindh yang melindungi bajak laut yang menyerang kapal-kapal Muslim.
Kampanye pasukan Umayyah di bawah komando Jenderal Mohamed bin Al Qasim Al Thaqafi memprakarsai gerakan Muslim ke permukiman di India. Akan tetapi, pergolakan politik berdampak negatif pada kehadiran Muslim di Sindh, yang membuat beberapa penguasa Hindu melihat peluang untuk memadamkan kekuasaan Muslim dengan memulai kampanye di kota Sindan di India dengan menangkap gubernur Muslim dan membunuhnya.
Masuknya orang-orang Turki ke dalam Islam memberikan dorongan untuk penaklukan Muslim, yang mencapai puncaknya pada kepemimpinan Sultan Mahmud dari Ghazni pada 387-421 Hijriyah atau 997-1031 Hijriyah. Ia adalah pendiri Kekaisaran Ghaznawi yang mencakup sebagian besar Afghanistan saat ini yang melakukan banyak kampanye melawan raja-raja di India.
Penaklukan terorganisir dari India Utara terjadi selama dinasti Ghurid Afghanistan yang mengarah ke pembentukan kesultanan Muslim dengan Delhi sebagai ibu kotanya. Setelah Ghurid, beberapa kesultanan memerintah India.
Diantaranya adalah Dinasti Mamluk yang didirikan oleh Qutbuddin Aybak pada 602-607 Hijriyah atau 1206-1210 Masehi. Ia adalah seorang Mamluk untuk Ghurid yang membela Delhi melawan penguasa Hindu, dan yang digantikan oleh banyak tokoh kuat. Yang paling terkenal adalah Ghiyasuddin Balban yang berhasil mendorong mundur serangan Mongol.
Setelah itu ada Dinasti Khilji pada 689 Hijriyah atau 1290 Masehi. Penguasa Dinasti Khilji paling terkenal adalah Alauddin yang berkuasa pada 695-715 Hijriyah atau 1295-1316 Masehi. Alauddin membawa pasukan Muslim menghadapi pasukan Mongol dan menumpas serangan Hindu. Kematiannya menandakan berakhirnya Dinasti Khilji.
Kemudian muncul Dinasti Tughlaq yang didirikan oleh Sultan Ghazi Tughlaq pada 720 Hijriyah atau 1321 Masehi. Ia terkenal dengan keterampilan militernya dan mengalahkan bangsa Mongol sebanyak 29 kali.
Putranya adalah Mohamed yang menggantikannya dan berinvestasi dalam konstruksi, seni, dan sains India, tetapi mengalami kegagalan militer, yang akhirnya menyebabkan kejatuhannya melawan Tamerlane yang menduduki Delhi pada 801 Hijriyah. India kemudian dibagi menjadi beberapa dinasti sampai Mughal menyatukan sebagian besar pada abad ke-10 Hijriyah atau 16 Masehi.