REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lembaga Fatwa Mesir, Dar al-Ifta, menekankan bahwa siapapun yang ingin Allah SWT menambahkan rezekinya, memberkahi keturunannya dan kehidupannya, maka sepatutnya untuk menjaga hubungan tali silaturahim. Sebab, hubungan tali silaturahim itu merupakan penyebab bertambahnya rezeki dan diberikannya keberkahan usia dan keturunan.
Dilansir Elbalad, Kamis (2/6/2022), Dar al-Ifta menjelaskan, bentuk ikatan silaturahim yaitu berupa kunjungan dan komunikasi. Dalam syariat Islam pun, seorang Muslim harus menjaga hubungan silaturahim dengan kunjungan dan komunikasi telepon.
Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, beritahu aku amalan yang bisa membuatku masuk surga." Nabi SAW bersabda, "Kamu beribadah kepada Allah SWT, tidak menyekutukan-Nya, menegakkan sholat, membayar zakat, dan menjalin tali silaturrahim." (HR Bukhari)
Direktur Departemen Fatwa Lisan Dar al-Ifta Mesir, Syekh Uwaidah Utsman memaparkan, ayat-ayat suci Alquran dan hadits Nabi Muhammad SAW menyerukan untuk menjaga tali silaturahim atau hubungan kekerabatan. Dia juga menjelaskan, yang dimaksud 'rahim' yaitu kerabat di pihak pria dan perempuan, baik itu ayah maupun ibu.
"Sedangkan makna 'silah' (hubungan/ikatan) adalah kebaikan kepada kerabat baik dalam bentuk perkataan dan perbuatan. Ini termasuk mengunjungi mereka, memeriksa kondisi mereka, bertanya kabar mereka, membantu mereka yang membutuhkan, dan memperjuangkan kepentingan mereka," kata dia.
Syekh Utsman juga menekankan, menjaga ikatan kekerabatan atau silaturahim itu diutamakan. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah.
Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam. Siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya" (HR Bukhari)
"Tiga hal, yaitu menghormati tamu, menjaga silaturahim, dan mengeluarkan perkataan yang baik, adalah bentuk saling tolong-menolong dan kasih sayang. Rasulullah mengaitkan hal itu dengan keimanan. Jadi, orang yang beriman kepada Allah SWT dan Hari Akhir pastilah ia tidak memutuskan silaturahim (hubungan kekerabatan), karena, ini adalah tanda keimanan seseorang," kata Syekh Utsman.
Sumber:
https://www.elbalad.news/5302806