REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Iblis senantiasa melancarkan tipu dayanya terhadap manusia termasuk kepada orang yang zuhud dan ahli ibadah.
Dikutip dari buku Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi dengan pentahqiq Syaikh Ali Hasan al-Halabi, Salah satu talbis Iblis atas orang-orang zuhud adalah memalingkan mereka dari Jalan ilmu yang shahih dengan dalih sibuk merealisasikan Kezuhudan. Dengan begitu, mereka sudah menukarkan sesuatu yang hina dengan sesuatu yang mulia. Mengapa bisa demikian? Karena manfaat yang dihasilkan orang zuhud sebatas untuk dirinya sendiri.
Sedangkan manfaat yang diberikan orang alim dapat dirasakan banyak pihak. Betapa banyak orang alim yang berhasil mengembalikan ahli ibadah yang tersesat ke jalan yang benar.
Talbis Iblis lainnya terhadap mereka adalah membuat mereka meyakini bahwa zuhud itu meninggalkan segala hal mubah. Maka dari itulah beberapa dari mereka hanya makan roti gandum, sebagiannya tidak pernah merasakan buah-buahan, dan selainnya menyedikitkan porsi makan hingga tubuhnya kurus-kering, atau menyiksa diri dengan memakai pakaian kulit yang kasar, atau tidak mau minum air yang bersuhu dingin.
Semua itu bukanlah ajaran Rasulullah ﷺ, bukan pula ajaran para Sahabat dan Tabi’in. Mereka ini menahan lapar hanya ketika tidak ada makanan. Adapun apabila memiliki makanan, mereka pun makan.
Rasulullah ﷺ makan daging dan menyukainya, makan ayam, menyukai yang manis-manis, dan suka menyegarkan diri dengan air dingin.
Suatu hari, seorang laki-laki berkata: “Aku tidak makan khabish sebab tidak mampu mensyukurinya.” Mendengar perkataan tersebut, al-Hasan al-Bashri pun berkata: “Dia orang bodoh. Apa dia mampu mensyukuri nikmat air dingin?”
Sufyan ats-Tsauri setiap kali bepergian selalu membawa daging panggang dan faludzaj (sejenis makanan dari kurma).
Setiap orang harus tahu bahwa jiwanya tidak ubahnya hewan tunggangan. Hewan tunggangan mesti diperlakukan lemah lembut agar dapat mengantarkan ke tempat tujuan. Ambillah apa yang bermanfaat bagi jiwa dan tinggalkanlah yang menyakitinya, seperti terlalu kenyang setelah makan atau berlebihan mengkonsumsi sesuatu yang diinginkan, karena ini mengganggu raga dan agama.
Talbis Iblis berikutnya terhadap orang zuhud adalah membuat mereka meyakini hakikat zuhud berupa merasa cukup dengan makanan dan pakaian sederhana saja. Maka mereka merasa cukup dengan yang sederhana itu, namun hati mereka terus berambisi meraih kekuasaan dan wibawa, sehingga orang-orang seperti mereka ini selalu menantikan kunjungan penguasa, hanya memuliakan orang kaya tetapi tidak acuh kepada orang miskin, berpura-pura khusyuk di hadapan orang lain seakan baru keluar dari musyahadab.
Terkadang, salah seorang dari mereka ada yang sampai menolak pemberian harta, agar bisa dikatakan bahwa pada dirinya terlihat ciri kezuhudan. Padahal mereka selalu saja berharap akan kedatangan orang lain, tangan mereka ingin dicium oleh para penguasa, dan ingin mendapatkan tampuk kepemimpinan duniawi yang paling tinggi, karena puncak dari kenikmatan duniawi itu adalah mendapatkan tampuk kekuasaan pribadi.