Rabu 18 May 2022 05:53 WIB

Kiprah Dokter Muslim dalam Menangani Penyakit Mental

Dokter Muslim mengklasifikasikan penyakit mental sebagai cabang tersendiri.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Kontribusi Dokter Muslim. Kiprah Dokter Muslim dalam Menangani Penyakit Mental
Foto:

Ide ini dimulai pada masa Nabi Muhammad SAW di mana rumah sakit pertama dibangun di Masjid Nabawi di Al-Madinah. Rumah sakit Islam dengan tujuan tunggal pertama dibangun pada abad ke-9, pada masa pemerintahan khalifah Abbasiyah Harun ar-Rasyid di Baghdad, Irak. 

Orang-orang Muslim menyebutnya sebagai Bimaristan, sebuah kata Persia yang berarti rumah di mana orang sakit disambut dan dirawat oleh staf yang berkualitas. Dokter dan perawat memiliki kewajiban untuk merawat semua pasien, tanpa memandang agama, ras, kewarganegaraan, atau jenis kelamin mereka. Bimaristan diperlukan untuk mendukung semua pasien sampai mereka pulih sepenuhnya.

Setiap Bimaristan memiliki taman, air mancur, ruang kuliah, perpustakaan, dapur, apotek, dan mushala untuk Muslim dan non-Muslim. Materi rekreasi dan musik dipilih untuk menciptakan kebahagiaan.

Pria dan wanita dibawa ke bangsal terpisah, tetapi dilengkapi peralatan yang sama dan didampingi oleh dokter, perawat, dan staf dari jenis kelamin yang sama. Bangsal terpisah dibagi lagi menjadi penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit mata, obat-obatan, operasi, dan penyakit mental.

Bimaristan juga berfungsi sebagai pusat pertukaran medis dan sebagai sekolah kedokteran untuk mendidik dan melatih siswa. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, ujian lisensi diperlukan dan hanya dokter yang memenuhi syarat yang diizinkan untuk praktik kedokteran. Tidak hanya untuk perawatan fisik, tetapi juga untuk perawatan mental.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement