Senin 09 May 2022 14:31 WIB

Said Nursi Jelaskan Musuh yang Paling Berbahaya Menurut Ulama

Musuh paling berat menurut ulama dijelaskan oleh Said Nursi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
 Said Nursi Jelaskan Musuh yang Paling Berbahaya Menurut Ulama. Foto: Badiuzaman said Nursi
Foto: hizmetnews
Said Nursi Jelaskan Musuh yang Paling Berbahaya Menurut Ulama. Foto: Badiuzaman said Nursi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Ulama dan pemikir asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengungkapkan bahwa pemusuhan terhadap sesama saudara seiman merupakan kezaliman. Jika ingin pemusuhan, menurut dia, hanya permusuhan di hati yang layak dimusuhi.

“Jika engkau menginginkan permusuhan, musuhilah rasa permusuhan yang ada di hatimu. Berjuanglah untuk memadamkan api permusuhan itu dan cabutlah hingga akar-akarnya,” kata Nursi dikutip dari bukunya yang berjudul “Misteri Puasa, Hemat, dan Syukur” terbitan Risalah Nur Press.

Baca Juga

Dia pun mengungkapkan musuh yang paling berbahaya yang harus dimusuhi oleh orang-orang beriman. “Berusahalah memusuhi musuh yang paling tangguh dan paling berbahaya bagimu, yaitu hawa nafsu yang ada di dalam dirimu,” ucap Nursi.

Nursi mengatakan, umat Islam harus memerangi keinginan hawa nafsu dan berusaha memperbaikinya. Jangan malah memusuhi orang-orang mukmin karena dorongan hawa nafsu itu. “Jika engkau masih menginginkan permusuhan, musuhilah orang-orang kafir dan zindik. Jumlah mereka sangat banyak. Ketahuilah bahwa tabiat cinta adalah layak untuk dicintai, sebagaimana sifat permusuhan pantas dimusuhi sebelum yang lainnya,” kata Nursi.

Namun, menurut Nursi, jika ingin mengalahkan musuh itu, balaslah perbuatan buruknya dengan kebaikan. Dengan itu, api permusuhan bisa padam. Sebaliknya, jika membalas keburukannya dengan keburukan yang serupa, permusuhan itu akan bertambah kuat.

“Seandainya engkau secara lahiriah berhasil mengalahkan musuhmu dengan perbuatan buruk yang serupa, hatinya akan dipenuhi kebencian terhadapmu sehingga permusuhan akan terus berlanjut,” jelas Nursi.

Sementara itu, lanjut dia, membalasnya dengan kebaikan akan membuatnya menyesal dan bisa pula ia menjadi sahabat karib. Sebab, pada dasarnya tabiat seorang mukmin adalah mulia. Jika engkau memuliakannya, ia akan tunduk kepadamu dan menjadi saudaramu. Bahkan seandainya ia hina secara lahiriah, ia tetaplah mulia dilihat dari sisi keimanannya.

Nursi menambahkan, kenyataan membuktikan bahwa ketika seseorang berkata kepada orang jahat, “Engkau orang baik,” sering kali itu akan medorongnya menjadi baik. Sebaliknya, jika seseorang mengatakan kepada orang baik, “Kamu orang jahat,” mungkin saja itu membuatnya menjadi jahat.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement