REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setelah Ramadhan berakhir, hendaknya kebiasaan baik terus dilanjutkan seperti menjaga puasa. Namun banyak orang mengalami tantangan ketika ingin menjalankannya, bagaimana agar komitmen tersebut tetap terjaga?
Melansir laman aboutislam.net, Profesor Universitas Islam Internasional Malaysia, Sano Koutoub Moustapha Ini, menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan niat mulia untuk mempertahankan puasa sebagai kebiasaan setelah Ramadhan. Inilah yang menjadi hakikat puasa Ramadhan agar menjadi hamba-hamba Allah SWT bertakwa meski di luar Ramadhan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al Baqarah ayat 183)
Dia menjelaskan ada puasa khusus yang dianjurkan setelah Ramadhan seperti enam hari Syawal, tiga hari setiap bulan (11, 12, 13 atau 13, 14, 15), dan Senin Kamis sepanjang tahun.
Terkait puasa enam hari Syawwal, banyak riwayat yang menyebutkan anjurannya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ صَاحِبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ
Dari Abu Ayyub sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau berkata, "Barangsiapa yang melakukan puasa pada Ramadhan kemudian dia lanjutkan dengan puasa enam hari pada Syawal, maka seolah-olah dia berpuasa satu tahun."
Seorang Muslim dapat mempertimbangkan untuk melakukan salah satu dari puasa yang direkomendasikan ini meskipun kita diizinkan untuk berpuasa tanpa mengikuti sunnah tertentu yang direkomendasikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Selain itu tetaplah untuk memohon kepada Allah SWT untuk memperkuat iman dan membantu untuk menegakkan perintah dan tugas-Nya.
Sumber: aboutislam