Sabtu 23 Apr 2022 00:37 WIB

Tujuh Cara Melembutkan Hati yang Keras

Bagian terpenting dari melembutkan hati adalah komunikasi langsung dengan Allah.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Warga berziarah di makam keluarganya di tempat pemakaman umum (TPU) Karet Kebembem, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (29/3/2022). Tujuh Cara Melembutkan Hati yang Keras
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Warga berziarah di makam keluarganya di tempat pemakaman umum (TPU) Karet Kebembem, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (29/3/2022). Tujuh Cara Melembutkan Hati yang Keras

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW bersabda: "Hati-hati, di dalam tubuh ada segumpal daging, jika daging itu sehat maka seluruh tubuh sehat dan jika rusak seluruh tubuh rusak, dan dengarlah segumpal daging itu adalah hati," (HR Sahih Muslim). 

Allah SWT juga berfirman tentang hari kebangkitan: "Hari dimana tidak ada manfaat harta atau anak, melainkan hanya orang yang datang kepada Allah SWT dengan hati yang sehat," (26:88-89).

Baca Juga

Jadi, sangatlah penting untuk memiliki hati yang sehat setiap saat karena kita tak tahu kapan kita akan meninggal. Dikutip dari About Islam, ada beberapa cara di mana hati yang keras dapat dibuka oleh kehendak Allah.

Tujuh Cara Melembutkan Hati yang Keras

1. Mengingat kematian

"Sering-seringlah mengingat penghancur kesenangan yang berarti kematian," (HR Ibnu Majah).

Al Qurtubu mengutip dalam kitabnya at-Tadhkirah bahwa para ulama masa lalu berkata mengingat kematian mencegah seseorang melakukan dosa, melembutkan hati yang kaku, meringankan kesenangan seseorang dalam kehidupan duniawi dan mengurangi dampak bencana.

Dia juga menyebutkan sebuah kisah di mana seorang wanita datang kepada Aisyah dan mengeluh hatinya mengeras. Aisyah memberitahunya: "Jika kamu sering mengingat kematian, hatimu akan menjadi lembut."

Wanita itu mengikuti nasihatnya dan hatinya menjadi lembut. Kemudian dia kembali dan berterima kasih kepada Aisyah.

2. Berziarah kubur

Nabi berkata: "Aku melarang kamu mengunjungi kuburan, tetapi sekarang kamu boleh mengunjunginya, karena dengan mengunjunginya ada peringatan (kematian)," (HR Abu Daud).

Al Qurtubu mengutip ulama masa lalu mengatakan hal terbaik untuk hati, terutama jika mereka mengeras adalah mengunjungi kuburan.

3. Mengunjungi orang sakit dan sakit parah

Al Hasan al Basri, seorang ulama pergi mengunjungi orang sakit di ranjang. Dia menderita kepedihan kematian. Ketika Al Hasan kembali ke runah, keluarganya menyajikan makanan untuknya. 

Dia berkata: "Wahai keluargaku tersayang! Makanlah makananmu dan minumlah sendiri. Saya bersumpah demi Allah, saya telah melihat pemandangan kematian yang tidak terlupakan yang akan saya perjuangkan sampai hati daya menjalaninya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement