Senin 02 May 2022 13:11 WIB

Pangeran Ottoman Abdulmecid II: Seniman, Musisi dan Khalifah Terakhir Islam

Parlemen Turki menghapus sisa-sisa terakhir kekuasaan Utsmaniyah pada 1924.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Sosok Abdulmecid atau Abdul Majid II adalah seorang pianis, pemain celo berbakat, dan seorang seniman yang menyukai melukis. Tapi pencapaian terbesar dan paling terkenalnya adalah dia menjadi khalifah Muslim terakhir yang diakui secara resmi. Foto Abdulmecid II di singgasananya pada 1923.
Foto:

Sebagai Khalifah Islam

Naiknya Abdul Majid ke kekhalifahan terjadi sebagai akibat dari kehancuran Kekaisaran Ottoman pasca-Perang Dunia Pertama. Setelah kekalahan Ottoman dan ancaman kekuatan kekaisaran yang menghancurkan negaranya, sang pangeran menjanjikan dukungannya kepada Mustafa Kemal Ataturk yang menjadi tokoh berpengaruh saat itu. 

Meningkatnya semangat negara republik saat itu menyebabkan gerakan penghapusan kesultanan Ottoman, mengakhiri monarki dan pengasingan sepupu Abdul Majid, Sultan Mehmed Vahideddin (Mehmet VI). Akhirnya jabatan khalifah dipilih secara seremonial oleh para deputi Majelis Nasional Agung dan akan menjadi peran seremonial semata. 

Dalam konteks inilah Abdul Majid terpilih sebagai khalifah, pemimpin politik Muslim Sunni terakhir yang diakui di seluruh dunia. Meskipun menjadi khalifah hanya dalam nama dari November 1922, Abdul Majid tetap memamerkan kekuatan simbolis institusi khilafah dengan menunggang kuda putihnya di jalan-jalan Istanbul. Menampilkan tampilan menantang supremasi bersejarah Ottoman.

Dia juga mengadakan resepsi mewah dengan cara Ottoman kuno dan secara pribadi menghadiri sholat Jumat di Masjid Hagia Sophia, menunjukkan kepemimpinannya terhadap umat Islam dunia. Tampilan ini dinilai sebagai pelanggaran dan memicu kemarahan gerakan anti-monarkis.  

Pemerintahan republik di Ankara tidak menyukai seorang khalifah yang muncul di mana-mana, memberi hormat kepada orang banyak dan berperilaku seperti seorang sultan. Kaum republik akhirnya menghapuskan kantor Abdul Majid dan mengasingkan khalifah dan setiap anggota keluarga kerajaan lainnya. Ketika momen itu tiba pada Maret 1924, keluarga kerajaan diberi pemberitahuan tiga hari sebelumnya dan Abdulmecid pergi ke Eropa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement